Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hasil Survei 20,9 Persen, Gus Hans: Kita Tak Pernah Jual Nama Presiden

Pasangan Risma-Gus Hans saat menyampaikan gagasannya dalam debat perdana Pilgub Jatim 2024 di Graha Unesa. Instagram/kpu_jatim

Surabaya, IDN Times - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur (Cawagub Jatim nomor urut 3, KH Zahrul Ashar Asumta atau Gus Hans menanggapi soal hasil survei Litbang Kompas yang menempatkan dirinya dan pasangannya Tri Rismaharini berada di posisi kedua dengan perolehan elektabilitas 20,9 persen. Perolehan suara itu karena pihaknya tak pernah menjual nama presiden dan tak memiliki modal besar. 

Gus Hans mengaku, elektabilitas 20,9 persen akan menjadi penyemangat baginya untuk mendapatkan hasil yang maksimal menjelang hari pemilihan pada 27 November 2024 nanti. Ia optimistis akan banyak swing voters yang menjatuhkan pilihan kepadanya. 

"Saya belum update soal detailnya tapi apapun hasilnya itu akan menjadi pelecut penyemangat kita untuk bergerak lebih kencang lagi di last minute ini karena menurut survei banyak swing voters itu menentukan pilihan di akhir waktu atau last minute," ujar Gus Hans kepada IDN Times, Sabtu (16/11/2024). 

Ia mengaku, masih ada harapan di sisa waktu 10 hari ke depan. Gus Hans mengaku terus turun ke masyarakat agar bisa menenangkan hati mereka. "Jadi itu membuat saya jauh lebih semangat dari sebelumnya. Kalau nggak ada harapan saya nggak gerak ini. (Upaya yang dilakukan) Ya kami terus turun ke lapangan tidak ada hal yang lain," kata dia. 

Terlebih, sejak awal pihaknya dan Risma tak memilik instrumen khusus untuk digerakkan agar bisa memenangkannya. Selain itu, mereka berdua juga tak memiliki modal besar. 

"Saya dan Bu Risma tidak punya modal yang besar seperti yang lain sehingga apa yang bisa dilakukan adalah hanya turun ke lapangan, untuk menyapa masyarakat," jelasnya. "Kita gak punya PJ, kita gak punya siapa-siapa, kita murni backing kita adalah rakyat. Sehingga yang saya datangi adalah murni rakyat yang ada di lapangan," imbuh Gus Hans.

Selain itu, Gus Hans mengaku selama turun di lapangan, ia tak pernah menjual nama siapapun, termasuk menjual nama presiden. Karena menurutnya, menjual nama presiden menandakan seseorang tidak percaya diri. 

"Bisa digarisbawahi, orang-orang yang jual nama presiden adalah orang yang tidak percaya diri. Karena siapapun kita dari partai manapun, ketika kita menjabat pejabat publik ya harus satu garis dengan presiden," pungkas dia.

Seperti diketahui, berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Khofifah-Emil unggul diangka 52,5 persen. Kemudian paslon nomor urut 03, Tri Rismaharini- KH Zahrul Azhar Asumta 20,9 persen. Lalu paslon nomor urut 01 hanya 3,8 persen. Selain itu, dalam survei tersebut 22,8 persen masih belum menentukan pilihan. 

Kemudian untuk elektabilitas berdasarkan wilayah sosiokultur, Khofifah tetap unggul di semua wilayah. Di wilayah Arek yakni Surabaya, Malang, Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang, elektabilas Khofifah-Emil 40,0 persen, Risma-Gus Hans 32,9 persen dan Luluk-Lukman 1,9 persen. 25,2 persen belum menentukan pilihan 

Kemudian di wilayah Mataraman yakni Pacitan, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Blitar, Madiun dan Bojonegoro elektabilitas Khofifah-Emil 55,3 persen, Risma-Gus Hans 17,0 persen dan Luluk 2,06 persen. Serta 25,1 persen belum menentukan pilihan. 

Lalu untuk wilayah Pandalungan yakni Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Jember dan Banyuwangi, elektabilitas Khofifah-Emil juga sangat unggul yakni 56,6 persen, Risma-Gus Hans 18,0 persen dan Luluk 6,3 persen. Sementara 19,1 persen belum menentukan pilihan. 

Untuk wilayah Madura yang meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep, elektabilitas pasangan Khofifah-Emil jauh dari pasangan lainnya, yakni 66,7 persen, Risma-Gus Hans 9,7 persen dan Luluk-Lukman 8,3 persen. Sementara 15,3 persen belum menentukan pilihan. 

Survei Litbang Kompas dilakukan dengan wawancara tatap muka dari tanggal 2-7 November 2024. Sebanyak 800 responden dipilih secara acak menggunakan metode penculikan sistemnya bertingkat di Provinsi Jawa Timur. Menggunakan metode ini pada tingkat kepercayaan 95 persen, "margin of eror" penelitian kurang lebih 3,46 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khusnul Hasana
EditorKhusnul Hasana
Follow Us