Hari Air Sedunia, Stop Pencemaran Kali Surabaya!

Surabaya, IDN Times - Kali Surabaya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di Kota Pahlawan, salah satunya dimanfaatkan oleh Perumda Air Minum (PDAM) Surya Sembada untuk disalurkan ke masyarakat. Namun, sungai ini telah banyak mendapat pencemaran lingkungan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam acara talkshow peringatan Hari Air Sedunia bertema "Menjaga Air, Menjaga Kehidupan" yang digelar di Ruang Graha Tirta Lantai 5, Kantor Perumda Air Minum (PDAM) Surabaya, Jumat (21/3/2025) mengatakan, masih banyak masyarakat membuang sampah yang berpotensi tinggi merusak kualitas air Kali Surabaya. Dimana, air sungai tersebut menjadi air baku dari PDAM Surya Sembada.
"Masih saya temukan kasur, popok dan sampah lainnya yang dibuang ke sungai, orang Surabaya susah untuk dinasehati. Tidak hanya satu dua kali saya temukan hal seperti itu," paparnya.
Oleh karena itu, Cak Eri mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan pembersihan sungai secara massal. Baginya, dalam menjaga kualitas air dibutuhkan aksi nyata dari berbagai pihak.
"Saya mengajak semua yang hadir menjadi satu bagian pembersihan sungai. Disini ada mahasiswa, aktivis, pakar dan pemangku kebijakan, ayo dibersihkan sungai-sungai itu karena kita butuh aksi nyata menjaga sungai untuk masa depan agar tetap berlanjut," ajaknya.
Ia berharap, acara peringatan Hari Air Sedunia 2025 ini, dapat menjadi sarana edukasi kepada masyarakat untuk lebih menjaga kualitas air.
"Semoga dengan adanya acara ini bisa memberikan edukasi bagi masyarakat, betapa pentingnya menjaga kualitas air sungai yang menjadi air baku PDAM," harapnya.
Drektur PDAM Arief Wisnu Cahyono. Wisnu mengatakan, ketahanan air baku bergantung pada kualitas air sungai. Untuk itu, kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan terutama agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai.
"Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat kami harus mengambil 12 ribu liter perdetik dari mata air sungai, sehingga penting untuk tidak mencemari sungai. Sampah yang dibuang berisiko tinggi membuat air sungai tercemar bakteri e-coli atau lainnya," ungkap Wisnu.
Dengan mengetahui fakta tersebut, ia ingin kesadaran masyarakat terus tumbuh dalam menjaga lingkungannya. Dimulai dari lingkungannya sendiri dan sekitarnya.
"Banyak manfaat ketika kita menjaga kualitas air, terhindar dari bencana banjir, meningkatkan kualitaa hidup masyarakat dan terlebih mengembangkan sistem pengelolaan air yang efektif," imbuhnya.
Aktivis lingkungan hidup Prigi Arisandi mengatakan, pihaknya masih banyak menemukan pabrik maupun masyarakat yang membuang limbah pada dini hari, sehingga tidak terjangkau dari pengecekan rutin pihak DLH.
"3 ton tinja dibuang di Kali Surabaya yang terbentang dari Mlirit hingga Jagir. Tak hanya itu, limbah pabrik juga dibuang disana terlebih di saat sepertiga malam yang mungkin tidak terjangkau dari patroli yang dilakukan DLH," kata pendiri Ecoton ini.
Pakar Lingkungan Hidup Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Joni Hermana menyarankan bagi PDAM dan Pemkot Surabaya untuk peningkatkan sistem pemantauan kualitas air menggunakan sensor otomatis untuk mendeteksi pencemaran secara real-time. Selain itu, penguatkan program edukasi dan kampanye kesadaran publik yang melibatkan mahasiswa, komunitas hingga sekolah.
"Penegakan regulasi yang ketat, hal ini mencakup pengawasan dan penegakan hukum terhadap industri dan rumah tangga yang membuang sampah sembarangan, serta penerapan sanksi yang lebih tegas bagi pelanggar. Langkah-langkah tersebut harus dilakukan untuk menjaga kualitas air di masa depan," pungkasnya.