Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Agar Tak Kalah dengan K-Pop, Banyuwangi Gelar Festival Kebaya

IDN Times/Mohamad Ulil Albab
IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Puluhan muda-mudi tampak menawan memakai kebaya dalam Festival Kebaya yang digelar di Lapangan Tenis, GOR Tawangalun, Kabupaten Banyuwangi, Rabu sore (5/12).

Mereka menampilkan 100 model kebaya dari karya 10 desainer lokal yang tergabung dalam jejaring nasional Indonesian Fashion Chamber (IFC). Kebaya yang disuguhkan memiliki berbagai macam kesan, mulai chic, modern, casual, hingga glamour. Desain-desain kebaya memang dirancang sedemikian rupa untuk memikat generasi muda.

 

1. Kebaya tak harus bersifat sakral

IDN Times/Humas Pemkab Banyuwangi
IDN Times/Humas Pemkab Banyuwangi

Pricilia Saputro, salah satu perancang yang ikut serta dalam festival itu mengatakan bahwa kebaya saat ini harus jauh dari kesan monoton. Ia sendiri coba menghadirkan tren terbaru yang jauh dari citra sakral, tradisional dan berat.

“Untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, outlook dari busana kebaya itu harus tampil berbeda. kebayanya tetap harus khas, tapi tampilannya bisa dipadupadankan, baik dengan pemilihan warna maupun kombinasi yang menyertainya. Saya ingin membawa masyarakat melompat keluar dari stigma kebaya  yang kuno sehingga anak-anak muda pun ingin untuk memakainya,” ujar Priscila yang juga merupakan perancang busana Miss Universe. 

2. Masukkan unsur asing biar kian dekat dengan millennials

IDN Times/Mohamad Ulil Albab
IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Pricila sendiri menampilkan 10 karya busana kebaya glamour dengan konsep kebaya gaun. Ia memadukannya dengan bawahan lebar dan outer panjang yang menambah elegan. Priscila juga memberikan padu padan warna yang begitu kaya. Tidak lupa pemberian obi, ikat pinggang khas jepang yang menambah kesan glamour pada tampilan kebayanya.

“Di kasih obi, sebagai kolaborasi adanya unsur asing, agar busana kebaya ini bisa dibawa hingga  ke kancah internasionall,” ujarnya.

3. Lebih luwes, kebaya juga bisa disesuaikan dengan cuaca

Humas Pemkab Banyuwangi
Humas Pemkab Banyuwangi

Sementara itu desainer lokal Banyuwangi, Eko Purwanto menampilkan tiga busana kebaya casual yang modern dan menawan. Eko memadukan kebaya dengan bahan bulu sebagai bawahan dan outer. Dia juga menambahkan aksesori topi untuk menampilkan kesan modern dari busana yang didesainnya.

“Pemilihan bulu karena saya ingin memberikan busana kebaya yang modern dan hangat, menyesuaikan dengan muism penghujan yang saat ini berlangsung. Topi untuk mempertegas karakter wanita yang memang ingin saya tampilkan,” ujarnya.

Desainer lokal lainnya, Ocha Laros menampilkan enam koleksi kebaya untuk remaja. Ocha mendesain kebaya dalam nuansa segar dengan warna yang didominasi baby blue dan putih. Bawahan kebaya juga sangat bernuansa muda mulai celana panjang model pipa, celana 7/8, hingga rok pendek.

“Di even ini saya semakin bisa mengasah kreativitas yang saya miliki. Antar desainer juga bisa saling berbagi inspirasi dan menambah koneksi,” ujarnya.

4. Biar kebaya gak kalah dengan K-Pop

IDN Times/Reza Iqbal
IDN Times/Reza Iqbal

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan Festival Kebaya digelar untuk memperkuat busana yang dimiliki Nusantara.

“Kebaya ini pakaian yang sangat dikenal masyarakat Indonesia. Event ini menjadi panggung bagi desainer lokal untuk memamerkan desain kebayanya ke khalayak yang lebih luas dan kami berharap mereka mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk memasarkan karya-kayanya,” ujar Anas.

Dia menambahkan, busana kebaya bisa lestari di tengah tren budaya populer seperti busana asing pengarus K-Pop di kalangan anak muda. “Kita ingin kebaya terus lestari. Tinggal  bagaimana mengemasnya agar lebih menarik dan diminati generasi muda, seperti yang ditampilkan di panggung ini,”ujarnya.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
Mohamad Ulil Albab
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us