Festival Ngopi Sepuluh Ewu Bakal Digelar Malam Ini di Banyuwangi 

Kopi jadi simbol persaudaraan warga Kemiren

Banyuwangi, IDN Times - Masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi bisa menikmati kopi sepuasnya dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu, malam ini, Sabtu (10/11). Sepanjang jalan sejauh satu kilometer, warga akan menyajikan kopi di halaman rumahnya masing-masing.

Baca Juga: Gara-gara Tukang Sayur, Banyuwangi Mendapat Penghargaan Dunia 

1. Festival Ngopi sajikan 10 ribu lebih sajian kopi gratis

Festival Ngopi Sepuluh Ewu Bakal Digelar Malam Ini di Banyuwangi IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Tidak hanya kopi, beragam jajanan tradisional juga disajikan. Festival yang digelar di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi ini akan dimulai pukul 18.00 WIB.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda, menjelaskan diperkirakan terdapat ribuan warga yang bakal hadir untuk menikmati kopi. Festival Ngopi Sepuluh Ewu sudah rutin digelar sejak 2014.

"Kopi yang disajikan gratis oleh warga, terdapat 10 ribu lebih, disajikan lewat ceret (teko) dan cangkir," kata MY Bramuda.

2. Masing-masing warga punya 1-2 lusin cangkir

Festival Ngopi Sepuluh Ewu Bakal Digelar Malam Ini di Banyuwangi IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Dalam festival tersebut, terdapat 1000 Kepala Keluarga (KK) lebih yang bakal menyajikan kopi. "Masing-masing KK di Kemiren rata-rata punya 1-2 lusin cangkir. Jadi nanti ribuan cangkir kuno yang disimpan dari warisan keluarga, motifnya seragam akan jadi sajian menikmati kopi," jelasnya.

Setiap pengunjung yang datang, katanya, harus jalan kaki untuk menikmati sajian kopi dan jajanan tradisional. Alunan musik tradisional juga ditampilkan untuk menemani waktu nongkrong. "Enaknya mereka bisa jalan, duduk sambil makan, jalan lagi, sepuasnya," katanya.

3. Minum kopi simbol persaudaraan

Festival Ngopi Sepuluh Ewu Bakal Digelar Malam Ini di Banyuwangi IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Bagi warga, menyajikan kopi kepada tamu merupakan simbol kekeluargaan dan persaudaraan.  "Minum kopi, bagi mereka salah satu cara mempererat persaudaraan. Mereka menyebutnya, Sak Corot Dadi Sak Duluran, Sekali Seduh, Kita Bersaudara," jelasnya.

Festival Ngopi, digelar dengan panitia lokal seperti pemuda Karangtaruna. Untuk bahan menyajikan kopi, masing-masing KK diberi 1-2 Ons kopi.

"Sangrainya kemarin sampai 2 hari dan ngopi ini sudah menjadi budaya di Desa Kemiren. Terlihat dari banyaknya cangkir yang dimiliki turun temurun hanya digunakan untuk menyajikan kopi," katanya.

Baca Juga: 7 Festival Budaya Banyuwangi Paling Ditunggu, Keren Abis!

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya