Sempat Landai, Kini Positivity Rate Kota Surabaya Naik Jadi 9 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Libur lebaran 2021 membuat kenaikan kasus COVID-19 di berbagai daerah termasuk Kota Surabaya. Akibatnya, positivity rate Kota Surabaya yang sempat berada di kisaran angka 5 persen kini meningkat menjadi 9 persen. Pemerintah Kota Surabaya pun kembali memasifkan tes swab massal untuk mendeteksi penyebaran virus corona di Kota Pahlawan.
1. Positivity rate Surabaya naik jadi 9 persen
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, positivity rate di Kota Surabaya berada di kisaran angka 5 persen. Ini berarti, dari 100 orang yang dites, hanya 5 orang saja yang positif COVID-19. Angka tersebut tergolong aman dan terkendali. Namun ternyata, beberapa hari terakhir positivity rate meningkat hingga 9 persen yang tak lagi aman.
“Nah, ketika ada kenaikan dari 5 persen ke 9 persen secara total Surabaya, maka berarti ini alarm dan warning buat kita. Sedikit kita lengah, cepat ini berangkatnya (kasus Covid-19), berarti kita harus hati-hati, saya harus warning betul kita harus tetap menjaga protokol kesehatan,” ujar Eri, Selasa (15/6/2021).
Baca Juga: Positif COVID-19 dan Trombosit Turun, Ketua DPRD Surabaya Dirawat
2. Tes swab massal kembali dilakukan
Meningkatnya positivity rate ini menunjukkan besar kemungkinann warga terpapar COVID-19 yang belum terdeteksi. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya pun kembali mengaktifkan tes swab massal untuk menyisir warga yang berpotensi terinfeksi virus corona.
“Makanya, nanti tidak hanya di pasar-pasar saja, mal-mal yang juga ada kerumunan, kita akan lakukan tes juga. Bahkan, semua tempat yang ada kerumunannya, termasuk di warung-warung kita akan tes. Dengan begitu, harapan kami warga bisa semakin taat prokes, sehingga COVID-19 di Surabaya bisa ditekan,” ungkapnya.
3. Tim swab hunter sasar kerumunan warga
Salah satu upaya untuk melakukan tes swab massal adalah melalui tim swab hunter. Tim itu menyasar kerumunan-kerumunan warga atau lokasi-lokasi yang banyak dikunjungi warga untuk kemudian dilakukan tes mendadak di tempat. Sasaran tes pun tak hanya para pelanggar protokol kesehatan namun bisa pedagang setempat seperti yang dilakukan di pasar pagi Masjid Al Akbad dan Pasar Atom.
“Jadi, swab hunter, swab massal, baik di mall, di pasar maupun tempat kerumunan dan di daerah Suramadu, terus berbarengan semuanya. Hal ini penting dilakukan untuk menekan COVID-19 di Surabaya,” tuturnya.
4. Jam malam akan kembali berlaku
Selain itu, Eri juga tengah menyiapkan kembali berlakunya jam malam seperti saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ia juga mengingatkan bahwa PPKM Mikro masih berlaku dan harus tetap dijalankan.
“Ketika Pak Kapolres dan Bu Kapolres serta Danrem memberikan arahan tidak boleh (aktivitas jam malam), ya kami di pemkot juga mengatakan tidak boleh, karena kita tetap satu suara. Kami menjadi satu bagian yang tidak bisa dipisahkan,” tegasnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Perketat Penyekatan Suramadu Saat Dini Hari