Di Tengah Pandemik, Millennials Surabaya Berharap Natal Masih Hangat

Pandemik tak menghalangi umat Nasrani memaknai Natal

Surabaya, IDN Times - Hari Raya Natal merupakan momen yang ditunggu-tunggu bagi umat Nasrani. Dalam merayakannya, kehangatan keluarga amat terasa. Ibadah Malam Natal, Ibadah Natal, tukar kado, dan saling berkunjung menjadi kegiatan yang dinanti-nanti untuk bisa menikmati berkat Natal. Namun sayangnya, di tengah pandemik COVID-19 ini, Natal terasa berbeda.

Stella Azasya (25) dan Abraham Herdyanto (29) membagikan kisah mereka dalam persiapan Natal di tengah pandemik. Dua millennials dari Surabaya ini memiliki versi tersendiri dalam upayanya merayakan Natal dalam khidmat, namun sekaligus menghindari penularan COVID-19.

1. Berbagai kegiatan perayaan Natal ditiadakan

Di Tengah Pandemik, Millennials Surabaya Berharap Natal Masih HangatIlustrasi Natal. ANTARA FOTO/Arnas Padda

Stella mengingat perayaan Natal pada tahun-tahun sebelumnya amat meriah. Gerejanya, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) pasti mengadakan acara perayaan Natal seperti flashmob, konfeti, dan makan-makan bersama. Akan tetapi pada tahun ini, seluruh kegiatan tersebut ditiadakan.

"Acara perayaan Natal tahun ini dialihkan jadi baksos ke ODGJ. Jadi acara ramai-ramainya sudah gak ada. Setelah ibadah lalu pulang," ujarnya, Rabu (16/12/2020).

Selain beberapa acara yang dihilangkan, gereja Stella juga memberlakukan beberapa penyesuaian mengikuti protokol kesehatan. Jemaat yang mengikuti ibadah dibagi menjadi dua sesi. Jadi,  jika sebelumnya ibadah dilaksanakan bersamaan 300 orang, kini hanya sekitar 150 orang di masing-masing sesi. Selain itu durasi ibadah pun dipangkas.

"Jadi kan mengurangi hype dari christmas. Karena christmas intinya kan dari kebersamaan. Kalau dulu Natal ada flashmob, ada perayaan, confetti. Sekarang gak ada. Kayak ibadah biasa cuma dikasih banner dan pohon natal," tuturnya.

2. Kebanyakan ibadah dilakukan secara daring

Di Tengah Pandemik, Millennials Surabaya Berharap Natal Masih HangatIlustrasi gereja. IDN Times/Reza Iqbal

Begitu pula dengan Abraham. Ibadah Natalnya kali ini akan terasa lebih sepi. Jangankan Natal, ibadah tiap Minggu pun sudah jarang diadakan di gereja. Selama ini ia dan keluarganya hanya mengikuti ibadah secara daring di rumah. Barulah ketika bulan November, gerejanya yaitu Gereja Hati Kudus Yesus bisa menyelenggarakan peribadatan.

"Kalau di Katolik itu ada pembagian wilayah. Rumahku masuk wilayah 4 dan ibadah di gereja cuma bisa pas November. Besok Natal ini belum tahu ada kegaiatan atau tidak,"  ungkap Abraham.

Ditambah lagi, pria lulusan Universitas Airlangga ini mengakui bahwa keluarganya memiliki ketakutan berlebihan terhadap COVID-19. Mereka pun tak mau ambil risiko dengan beribadah di gereja.

Baca Juga: Wabah COVID-19, Gereja di Surabaya Gelar Misa Pekan Suci Secara Online

3. Tak bisa berkumpul dengan keluarga besar

Di Tengah Pandemik, Millennials Surabaya Berharap Natal Masih HangatIlustrasi gereja. IDN Times/Imam Rosidin

Tahun-tahun sebelumnya, Abraham dan keluarganya akan mengunjungi keluarga besar mereka di DKI Jakarta. Mereka kemudian menghabiskan waktu bersama di sana. Namun tahun ini, Abraham dan keluargnya pergi ke Bandung karena ada pernikahan saudara dari ibunya. Namun tentu saja, perayaan Natal sepertinya akan ia jalani sendiri bersama keluarga kecilnya.

"Keluarga mamaku mayoritas muslim. Jadi cuma mamaku dan tanteku. Kemungkinan kami staycation sendiri dan ibadah daring," sebutnya.

4. Pastikan gereja aman dari potensi penularan COVID-19 saat Peribadatan Natal

Di Tengah Pandemik, Millennials Surabaya Berharap Natal Masih HangatIlustrasi corona. IDN Times/Arief Rahmat

Sementara untuk Stella, sebagai Pelayan Tuhan ia tetap harus beraktivitas di Gereja. Persiapan Natal tahun ini pun tak serumit tahun-tahun sebelumnya. Yang ia harus pastikan adalah menjaga sterilisasi gereja, baik sebelum maupun sesudah beribadah. Ia yakin, dengan menjaga protokol kesehatan, ia bisa terhindar dari penularan COVID-19.

"Kami juga sudah imbau ke jemaat kalau merasa sakit sebaiknya gak usah ke gejera. Kan sudah ada ibadah daring. Sebelum masuk ke gereja juga diperiksa dulu suhu tubuhnya," terangnya.

Sedangkan, ia juga tak bisa lagi berkumpul dengan keluarga besarnya. Padahal biasanya, rumah Stella adalah base camp untuk keluarga besar dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung, dan Jambi.

"Biasanya tidur sampai kayak pindang-pindang. Tahun ini gak bisa," ucapnya lirih.

5. Doa millennials saat Natal di tengah pandemik

Di Tengah Pandemik, Millennials Surabaya Berharap Natal Masih Hangatpexels.com/ Pixabay

 

Meski terdapat berbagai perbedaan di perayaan Natal kali ini, Stella dan Abraham berharap kehangatan dan keberkatannya tak luntur. Satu doa yang sama-sama mereka panjatkan yaitu kesehatan bagi mereka dan keluarganya terutama agar terhindar dari COVID-19.

"Semoga sehat-sehat selalu, terutama untuk keluargaku," harap Abraham.

"Semoga makna Natal tidak berkurang meski tahun ini banyak perbedaan dibanding tahun -tahun sebelumnya," pesan Stella.

Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok di Lamongan Merangkak Naik Jelang Natal

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya