Sudah Lima Hari Semburan Lumpur Bercampur Gas Muncul di Kebomas

Bupati Gresik sudah tinjau lokasi

Gresik, IDN Times - Semburan lumpur mengandung gas muncul di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik. Data yang diperoleh dari Humas Pemkab Gresik menyebutkan, semburan lumpur pertama kali muncul di tempat usaha persewaan alat berat. Lokasinya tertutup pagar seng.

Sudah lima hari fenomena tersebut berlangsung. Hingga Senin (23/9), lumpur masih keluar dari dalam tanah. Bupati Gresik Sambari Halim Radianto sudah meninjau ke lokasi itu pada Minggu (22/9).

1. Semburan tidak berdampak pada aktivitas warga

Sudah Lima Hari Semburan Lumpur Bercampur Gas Muncul di KebomasDokumentasi Humas Pemkab Gresik

Melalui keterangan resmi yang diterima IDN Times, Senin (23/9), Halim mengatakan bahwa semburan tidak berdampak pada masyarakat sekitar desa. Ia meminta tiga pilar yang terdiri dari kecamatan, koramil dan polsek bekerja sama menanggulangi lumpur tersebut.

"Ditambah Satpol PP serta Damkar Gresik untuk mengamankan dan mengantisipasi semua yang terjadi agar dapat meminimalisasi dampaknya ke masyarakat," katanya.

2. Bangun tanggul dari karung pasir

Sudah Lima Hari Semburan Lumpur Bercampur Gas Muncul di KebomasIDN Times/Ardiansyah Fajar

Sambari juga memerintahkan BLH Gresik untuk berkoordinasi dengan PHE dan SKK Migas. Hasilnya, pihak berwenang telah membongkar lokasi semburan yang selama ini tertutup. Kemudian menggali semacam penampungan dan meminimalisasi semburan dengan dengan membuat tanggul. Tanggul tersebut terbuat dari karung pasir yang mengitari area semburan.

Baca Juga: Sebulan, Polres Gresik Ungkap 7 Kasus Curanmor dan 3 Curat

3. Ambil tiga sampel air semburan

Sudah Lima Hari Semburan Lumpur Bercampur Gas Muncul di KebomasDokumentasi Humas Pemkab Gresik

Tak hanya itu, Sambari juga menginstruksikan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gresik mengambil tiga sampel air semburan. Sampel itu diambil dari tiga sudut berbeda, masing-masing10 liter.

Selanjutnya, sampel air itu akan dikirim ke Laboratorium milik PHE, Laboratorium milik SKK Migas, dan Laboratorium milik BLH Gresik.

Menurut pihak PHE dan SKK Migas, lumpur tersebut mengandung gas 0,03 persen. Gas ini tidak terlalu tinggi yaitu hanya sekitar 40 cm. Atas izin kepala desa setempat dan pemilik lahan, pemerintah telah memasang blower yang bertujuan agar keluarnya gas tidak terkonsentrasi pada satu titik.

Baca Juga: Sempat Terganggu, Jalur Penyeberangan Gresik-Bawean Sudah Normal

Topik:

  • Dida Tenola
  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya