Polda Gerebek Produsen Camilan Berbahan Baku Telur Busuk di Lumajang

Wah, bikin usaha kok ngawur

Lumajang, IDN Times - Rumah produksi makanan ringan berupa camilan merek Garuda di Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Lumajang digerebek polisi. Diduga, pengusaha makanan ringan, Imam Syafi'i menggunakan telur busuk sebagai bahan baku produksi.

1. Rumah produksi ada di gang sempit, baunya tak enak

Polda Gerebek Produsen Camilan Berbahan Baku Telur Busuk di LumajangPolisi memperlihatkan camilan merek Garuda yang menggunakan bahan baku telur busuk. IDN Times/Ardiansyah Fajar

IDN Times turut menyaksikan langsung lokasi pembuatan camilan tersebut. Rumah produksi itu terletak di gang sempit. Bentuknya seperti gudang. Bau menyengat langsung menyerbak begitu masuk ke dalamnya. Terdapat tumpukan aneka jenis makanan ringan yang sudah dikemas. Salah satunya ada makaroni.

Di mesin produksi terlihat banyak lalat yang mengerubungi bekas olahan tak terpakai. Tepatnya di dekat mesin selep.

2. Usaha sejak 2014, dapat telur busuk dari pemasok Probolinggo

Polda Gerebek Produsen Camilan Berbahan Baku Telur Busuk di LumajangDirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol R. Pitra Andrias Ratulangie (kanan) saat meninjau rumah produksi camilan berbahan baku telur busuk di Lumajang, Selasa (7/1). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Usaha Syafi'i ini rupanya sudah berjalan sejak 2014. Sebagian besar karyawannya merupakan warga sekitar. Untuk bahan baku telur, ia dipasok oleh seseorang asal Probolinggo dengan harga yang murah.

"Satu butirnya hanya Rp300, tapi itu telur yang gagal menetas (busuk)," ujar Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol R. Pitra Andrias Ratulangie di lokasi, Selasa (6/1).

Baca Juga: Kasus Investasi Ilegal, Polda Jatim Layangkan Surat Panggilan ke Artis

3. Usaha tidak memiliki izin lengkap

Polda Gerebek Produsen Camilan Berbahan Baku Telur Busuk di LumajangDirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol R. Pitra Andrias Ratulangie (kanan) saat meninjau rumah produksi camilan berbahan baku telur busuk di Lumajang, Selasa (7/1). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Atas dasar itulah, polisi menggerebek usaha tersebut, Jumat lalu (3/1). Setelah ditelusuri lebih mendalam, usaha tersebut juga tidak memiliki izin lengkap. Seperti SIUP, TDP, hingga izin edar makanan dari BBPOM dan Dinas Kesehatan Lumajang.

"Kami tidak bisa membiarkan, karena berkaitan dengan kesehatan masyarakat," tegas Pitra.

4. Hasil produksi didisitribusikan ke wilayah Tapal Kuda

Polda Gerebek Produsen Camilan Berbahan Baku Telur Busuk di LumajangPolisi memperlihatkan camilan merek Garuda yang menggunakan bahan baku telur busuk. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Meski tidak memiliki izin lengkap, ternyata distribusi hasil produksinya telah menyebar ke kawasan Tapal Kuda yang meliputi Lumajang, Jember, Probolinggo, dan sekitarnya. Omzet yang dihasilkan pun banyak. Satu kali produksi bisa meraup Rp4,5 juta.

"Seminggu (produksi) empat kali. Satu kali (produksi) Rp4,5 juta," kata Pitra.

Atas perbuatannya, Syafi'i pun ditetapkan tersangka oleh polisi. Ia pun harus menjalani penyidikan di Mapolres Lumajang. "Kami jerat UU tentang Pangan," tegasnya.

5. Telur busuk mengandung bakteri E.coli

Polda Gerebek Produsen Camilan Berbahan Baku Telur Busuk di LumajangDirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol R. Pitra Andrias Ratulangie (kanan) saat meninjau rumah produksi camilan berbahan baku telur busuk di Lumajang, Selasa (7/1). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Sementara itu, Kepala Dinkes Lumajang dr. Bayu Wibowo membeberkan, telur busuk mengandung banyak sekali bakteri. Salah satunya adalah Escherichia coli atau E.coli. Jika tercampur makanan, bakteri tersebut bisa menyebabkan diare.

"Ini berbahaya bagi anak-anak. Angka kematian anak terbanyak di Indonesia disebabkan diare," tandasnya.

Baca Juga: Dua Warga Jember Dibekuk Polda karena Jual Pil Dobel L dan Bawa Senpi

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya