Pakar Unair Sebut Kasus Penendangan Sesajen Bisa Kekeluargaan

Menurutnya bangsa Indonesia perlu belajar saling memaafkan

Surabaya, IDN Times - Pakar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair), Prof Bagong Suyanto turut berkomentar mengenai kasus penendangan sesajen di kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru. Diketahui, pelaku, Hadfhana Firdaus sudah ditangkap Polda Jatim di Yogyakarta.

1. Nilai kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan

Pakar Unair Sebut Kasus Penendangan Sesajen Bisa KekeluargaanPelaku HF penendang Sesajen di Gunung Semeru. (dok. Screenshot video viral)

Prof Bagong justru kontra dengan penangkapan pelaku penendang sesajen tersebut. Menurut dosen di Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) ini, bangsa Indonesia perlu belajar memaafkan dan memahami orang yang tidak mengerti.

"Menurut saya memang, tidak perlu memperpanjang masalah ini sampai ke ranah hukum. Kita bisa menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan dan yang terpenting ketika pelaku sudah meminta maaf maka ya selesai permasalahannya," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (18/1/2022).

"Karena menurut informasi yang saya dapat juga, pelaku tidak berasal dari wilayah Lumajang sehingga mungkin tidak mengetahui adat-istiadat setempat," dia menambahkan.

Baca Juga: Polisi Libatkan 4 Saksi Ahli dalam Kasus Penendang Sesajen di Semeru

2. Tidak membenarkan perilaku pelaku

Pakar Unair Sebut Kasus Penendangan Sesajen Bisa KekeluargaanPelaku tendang Sesajen di Gunung Semeru/dok. Screenshot video viral

Kendati tidak setuju dengan penahanan terhadap Hadfhana, Dekan Fisip Unair tersebut tetap tidak menyetujui tindakan itu. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa multikulturalisme sehingga setiap orang perlu menghargai perbedaan.

"HF kan orang luar daerah yang datang ke komunitas lokal, Maka dia harus berempati dan belajar memahami perbedaan," tegas Prof Bagong.

Hadfhana, sambung Prof Bagong, tidak bisa hanya membenarkan tindakannya sendiri dan menganggap yang lain adalah salah. "Karena nanti akan ada kelompok-kelompok lain yang tersinggung," tuturnya. Dia menuturkan bahwa hal ini bisa menjadi pelajaran bersama.

3. Kasus ini jadi pelajaran bersama

Pakar Unair Sebut Kasus Penendangan Sesajen Bisa KekeluargaanKonferensi pers penangkapan pelaku penendang sesajen di Gunung Semeru, Jumat (14/1/2022). Dok. Istimewa.

Lebih lanjut, Prof Bagong menyampaikan bahwa masyarakat boleh saja mempercayai dan mengimani suatu keyakinan. Akan tetapi kemudian, mereka tidak perlu menyalahkan atau merendahkan yang lainnya. Cukup dirasakan sendiri tanpa menyinggung keyakinan lain.

Melalui sikap yang demikian itu, maka diharapkan tidak akan terulang kejadian serupa. Hal itu karena tidak ada anggapan salah terhadap kelompok atau keyakinan lain. Selebihnya yang ada yakni penghormatan dan kesediaan untuk menerima bahwa perbedaan itu ada.

"Jadi masyarakat harus betul-betul memahami bahwa kita hidup di lingkungan yang beraneka ragam. Sehingga ketika hendak menilai suatu kelompok lain yang berbeda, janganlah memakai ukuran kita sendiri. Kita harus berempati dan bertoleransi dan kuncinya adalah memahami dan menerima segala bentuk perbedaan," pungkasnya.

Baca Juga: Pengacara Penendang Sesajen Nilai Penangkapan Polisi Berlebihan

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya