Khofifah Ajukan 200 Ribu Alat Rapid Test Corona ke Pemerintah Pusat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendorong pemerintah pusat segera mengirim alat rapid test. Mengingat, jumlah pasien positif virus corona jumlahnya terus bertambah. Hingga Minggu malam (22/3) sudah ada 41 orang di Jatim yang dinyatakan positif Covid-19.
1. Sudah berkirim surat ke pusat
Tak tanggung-tanggung, mantan menteri sosial itu mengajukan 200 ribu alat rapid test ke pemerintah pusat. Belum tahu, akan dipenuhi seluruhnya apa tidak. Yang jelas, pengajuan ini terus dikomunikasikan oleh Khofifah.
"Kami mengajukan 200 ribu (alat rapid test). Kami sudah komunikasikan, kami sudah berkirim surat," ujar Khofifah saat konferensi pers, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu malam (22/3).
2. Ratusan ribu alat rapid test sudah tiba di Jakarta
Gubernur kelahiran Surabaya ini juga mendapat informasi dari satu juta alat yang akan didatangkan dari Tiongkok, ada ratusan ribu yang sudah mendarat di Jakarta. Ia berharap Jatim mendapat kiriman alat yang telah tiba tersebut.
"Mudah-mudahan (segera dikirim), karena saya mendengar sudah sampai di Jakarta, mudah-mudahan kita bisa segera mendapatkan rapid test," kata dia.
Baca Juga: Kantor-kantor OPD Pemprov Jatim Segera Dilengkapi SiCo
3. Diutamakan ODP dan orang yang habis berinteraksi dengan pasien positif corona
Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Corona Jatim sekaligus Direktur RSU dr Soetomo Surabaya Dr. Joni Wahyuhadi, dr., Sp.BS (K) mengatakan, rapid test ini ditujukan untuk orang-orang yang berisiko tinggi terpapar Covid-19. Yakni orang yang pernah berinteraksi dengan pasien positif virus corona.
"Rapid test ini utamanya adalah untuk ODP (orang dalam pemantauan), kemudian orang tersebut adalah orang yang pernah berhubungan dengan orang yang positif," ucap dia.
4. Rapid test berguna untuk screening awal
Lebih lanjut, fungsi rapid test ini ialah screening awal bagi para pasien ODP. Baik hasilnya positif ataupun negatif, pemprov tetap akan menindaklanjuti pasien yang bersangkutan.
Apabila memang positif, pasien akan menjalani pemeriksaan melalui Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR adalah pemeriksaan dengan teknologi amplifikasi asam nukleat virus untuk mengetahui ada atau tidaknya virus dan untuk mengetahui genotipe virus.
"Nanti kalau kita sudah bisa melakukan rapid test, kalau positif akan dianjurkan PCR. Kalau negatif akan diulang dua kali untuk mengonfirmasi, karena dia sudah pasti ada kontak dengan orang positif," papar Joni.
Baca Juga: Khofifah Beri Kesempatan Jurnalis Coba Rapid Test Corona, Ini Caranya