Aliansi Mahasiswa Papua Gelar Aksi, Sampaikan Lima Tuntutan

Mereka juga meminta akses jurnalis ke Papua Barat dibuka

Surabaya, IDN Times - Sebanyak 44 orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi peringatan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Papua Barat di Surabaya, Rabu (1/7). Massa aksi berjalan kaki dari asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan hingga depan Gedung Negara Grahadi sejak pukul 07.00-11.00 WIB. Aksi ini berlangsung tertib.

1. Ada lima tuntutan yang disampaikan

Aliansi Mahasiswa Papua Gelar Aksi, Sampaikan Lima TuntutanAliansi Mahasiswa Papua (AMP) saat menggelar aksi di depan gedung Grahadi, Rabu (1/2). Dokumentasi Aliansi Mahasiswa Papua

Dalam aksinya, salah satu perwakilan AMP, Yoab Orlando menyampaikan lima tuntutan kepada Pemerintah Indonesia. Pertama, NKRI dimintai mengaku bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah pejuang Papua Barat. "Bukan kelompok atau pelaku kriminal bersenjata," tegasnya melalui sambungan telepon kepada IDN Times.

2. Minta tarik TNI/Polri dan perusahaan tambang di Papua Barat

Aliansi Mahasiswa Papua Gelar Aksi, Sampaikan Lima TuntutanAliansi Mahasiswa Papua (AMP) saat menggelar aksi di depan gedung Grahadi, Rabu (1/2). Dokumentasi Aliansi Mahasiswa Papua

Kemudian, AMP mendesak pemerintah segera menarik TNI/Polri yang ada di kawasan Papua Barat. Juga menghentikan seluruh aktivitas eksplorasi sumber daya alam (SDA) oleh perusahaan multinasional di Papua Barat. "Seperti PT Freeport dan lain-lain dari seluruh tanah Papua Barat," imbuh Yoab.

Baca Juga: Jurnalis Papua: Sulit Verifikasi Berita Jika Ada Kasus Libatkan Aparat

3. Desak agar akses jurnalis ke Papua Barat dibuka

Aliansi Mahasiswa Papua Gelar Aksi, Sampaikan Lima TuntutanAliansi Mahasiswa Papua (AMP) saat menggelar aksi di depan gedung Grahadi, Rabu (1/2). Dokumentasi Aliansi Mahasiswa Papua

Selain itu, Yoab juga meminta agar jurnalis, baik lokal, nasional hingga internasional diberi akses masuk ke Papua Barat. "Segera berikan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa West Papua," katanya.

"Menuntut pemerintah (Indonesia) mengakui bahwa bangsa West Papua sudah pernah berdaulat bertepatan di tanggal 1 Juli ini hari proklamasinya," dia menambahkan.

Dalam aksinya, mahasiswa Papua di Surabaya ini ada yang memakai baju adat Papua. Beberapa di antaranya juga membawa replika panah dan tulisan aspirasi. Tak hanya itu, mereka tetap mematuhi protokol kesehatan. Mengingat masa pandemik COVID-19 belum berakhir.

"Semua berjalan tertib, kita pakai masker, jaraknya juga jauh sesuai protokol," ucap Yoab.

Baca Juga: Tuntut Pembebasan Rekannya, Mahasiswa Papua Gelar Aksi di Surabaya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya