TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Memilah Sampah Sejak dari Rumah

Mengurangi over kapasitas di TPA

Mentari ibu rumah tangga yang tinggal di Perumahan Permata Kwangsan Residence, Kecamatan Sedati, Kabuapten Sidoarjo, mulai mempraktikkan pengolahan sampah secara mandiri. Dok. Istimewa.

Sidoarjo, IDN Times - Warga di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur perlahan tergerak secara mandiri dalam menangani limbah domestik atau sampah rumah tangga. Pengolahan limbah domestik ini dilakukan warga sejak mendapat pendampingan dari tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Baca Juga: Bom Waktu Sampah Plastik Kala Pandemik 

1. Mulai memilah sampah dan bikin kompos

Sampah basah berupa bekas buah dan sayur dimasukkan ke alat sederhana komposter. Dok. Istimewa.

Salah satunya, Mentari ibu rumah tangga yang tinggal di Perumahan Permata Kwangsan Residence, Kecamatan Sedati, Kabuapten Sidoarjo, yang mulai mempraktikkan pengolahan sampah secara mandiri.

Setiap pagi, Mentari memulai aktivitasnya dengan memilah sampah rumahan. Sampah basah seperti potongan sayuran dan lainnya dimasukkan ke alat komposter sederhana, lalu sampah botol plastik disisihkan sendiri. Dengan begitu, sampah yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak terlalu banyak.

"Kami mendapatkan pelatihan beberapa kali secara gratis dan diberi alatnya juga. Makanya ini kami mulai mengolah sampah sendiri," katanya, Selasa (28/9/2021).  

2. Solusi TPA over kapasitas

Tim PKM Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), memberikan pelatihan pengolahan sampah kepada ibu rumah tangga di Sidoarjo. Dok. Istimewa.

Sementara itu, Ketua Tim PKM Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Badrudin Kurniawan, S.AP., M.AP mengatakan, program pendampingan warga ini menggandeng praktisi dari Bank Sampah Makmur Sejati (BSMS). Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat bisa berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem dimulai dari mengelola limbah domestiknya.

"Selama ini kita sudah paham dengan sikap hidup bersih buanglah sampah pada tempatnya, tapi bagaimana kalau tempat itu sendiri sudah tidak mencukupi atau terlalu penuh, maka harus dicarikan solusi," kata Badrudin.

Senada dengan Bardrudin, Andi Nurjannah Priyoto dari BSMS mengatakan, sampah yang selama ini diproduksi di seluruh Sidoarjo tidak sampai 100 persen masuk ke TPA Jabon, Sidoarjo. Limbah yang tidak sampai ke TPA itu bisa jadi terbuang ke sungai atau tertimbun ke tanah dan mencemari lingkungan.

"Inilah pentingnya kesadaran bersama mengolah sampah sejak dari rumah," katanya.

Dia mengatakan, mengelola limbah domestik juga bisa jadi sumber penghasilan alternatif. Sehingga, masyarakat perlu memahami pentingnya memilah dan mengumpulkan limbah domestik untuk kemudian dijual kepada pembeli yang membutuhkan. Pihaknya juga menawarkan kepada warga untuk bekerja sama dalam menyuplai limbah domestik (khususnya anorganik seperti plastik, kertas, minyak jelantah) yang bisa didaur ulang.

"Dengan menjamurnya hobi mengoleksi tanaman di era pandemik ini, produksi pupuk secara mandiri dari pengolahan sampah juga dapat mengurangi biaya pengeluaran," kata dia.

Baca Juga: Sampah Plastik Branded Ditemukan di Hulu-Hilir Sungai Brantas

Berita Terkini Lainnya