Jatim Big Data & Millenial Job Center, Transformasi Jawa Timur 4.0
Jawa Timur siap menjadi basis agrikultur yang kekinian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meresmikan pilot project Millennial Job Center (MJC), East Java Super Corridor (EJSC), Jatim Big Data Innitiative, dan Easier di Gedung Grahadi, Senin (27/5). Semuanya merupakan janji kampanye Khofifah-Emil dalam 99 hari pertama kerja.
“Saya bisa nyebut itu ya (janji 99 hari pertama kerja terlaksana). Sekarang hari ke-98 tinggal satu lagi yaitu kaitan dengan bantuan hukum untuk masyarakat kurang mampu,” kata Khofifah kepada awak media.
Dengan berbagai terobosan teknologi dan integrasi data, Jawa Timur digadang-gadang siap bersaing pada era revolusi industri 4.0. Para pemuda diharapkan mampu berbaur dengan tren gig economy. Menurut Khofifah, ini merupakan salah satu cara untuk menekan angka pengangguran di Jawa Timur.
Tidak hanya itu, dengan teknologi, Pemerintah Provinsi ingin generasi milenial sadar akan pentingnya berwirausaha dan menumbuhkan industri kecil menengah (IKM)/usaha kecil menengah (UKM). “Jadi tidak ada lagi yang bilang petani itu tidak keren,” tambah Khofifah.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Sudah Melarang Warga Jatim Ikut Aksi 22 Mei
1. Mengubah wajah agrikultur Jawa Timur
Selama ini, Jawa Timur dikenal sebagai lumbung agrikultur Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI 2017, produksi padi di Jawa Timur mencapai 13 juta ton. Produksi jagungnya mencapai 6,3 juta ton. Sementara, produksi kedelainya mencapai 244 ribu ton. Semuanya menempati posisi pertama dibanding dengan provinsi lainnya.
“Jawa Timur menyumbang 1/6 ekonomi Indonesia. Jatim harus menjadi lokomotif perekonomian Indonesia salah satunya dengan making Jawa Timur 4.0,” terang Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak.
Melalui Jatim Big Data Innitiative, pertanian dan perkebunan di Jawa Timur akan lebih modern. Bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah akan mempertimbangkan debit aliran air, pergerakan angin, kelembapan cuaca, hingga suhu lingkungan secara real time.
Menurut Khofifah, integrasi data dari seluruh sektor pemerintahan akan menjadi pertimbangan bagi para pemangku kebijakan untuk mengambil keputusan dengan presisi yang tinggi. “Kita butuh big data, gak bisa kita bicara industri 4.0 kalau gak ada itu, big data adalah prasyarat,” sambung mantan Menteri Sosial itu.
Baca Juga: Millennial Job Center, Cara Khofifah-Emil Tekan Angka Pengangguran