TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Carok di Pasuruan, Diduga karena Beda Pilihan saat Pilkades

Motif carok diduga karena dendam lama

Ilustrasi celurit. (Perpustakaan.id)

Pasuruan, IDN Times - Penyebab terjadinya pertarungan dengan celurit alias carok di Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan diduga karena dendam lama akibat beda pilihan saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Perselisihan sendiri awalnya hanya terjadi antara Supardi asal Desa Alastlogo dan Sugianto warga Desa Sumberdawesari, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.

Kapolsek Lekok, AKP Agung Sujatmiko mengatakan keduanya memang seteru sejak Pilkades 2022. Meskipun Pilkades telah lewat, tampaknya keduanya masih menyimpan dendam satu sama lain.

"Keduanya memang simpatisan dari rival masing-masing calon kepala desa. Jadi pemicunya dendam lama memang," terang Agung saat dikonfirmasi pada Sabtu (28/01/2023).

Sebelum terjadi carok, keduanya sempat bertemu di jalan Desa Alastlogo secara tidak sengaja. Hingga akhirnya terjadi adu mulut antara keduanya yang dilanjutkan adu pukul. Supardi berhasil mendaratkan satu jotosan ke wajah Sugianto.

Perkelahian keduanya akhirnya bisa dipisahkan oleh istri Sugianto yang sejak awal berada di sana. Keduanya akhirnya pulang ke Desa Grati. Namun, perkelahian tersebut didengar oleh kakak Sugianto yang bernama Sugiantoro. Sehingga Sugiantoro tak terima saudaranya dipukul oleh Supardi.

1. Kronologi carok

Ilustrasi bentrokan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Setelah mendengar saudaranya menjadi sasaran bogem mentah Supardi, Sugiantoro mengajak kerabat-kerabatnya untuk membalas dendam. Mereka di antaranya Sugianto yang jadi korban pemukulan Supardi, Soleh, Barham, dan Saihul. Kelimanya tak lupa membawa beberapa senjata tajam seperti celurit dan parang.

Kelimanya sebenarnya akan mendatangi rumah Supardi Di Desa Alastlogo. Ternyata mereka sudah bertemu Supardi di area pemakaman Desa Alastlogo. Saat itu Supardi tengah berziarah ke makam keluarganya.

"Saat mereka bertemu, perkelahian tak terhindarkan. Saat itu yang berkelahi adalah Sugiantoro dan Barham melawan Supardi," ungkap Agung.

Awalnya Supardi tidak diuntungkan karena tidak membawa satupun senjata, sementara Sugiantoro dan Barham membawa celurit dan golok. Supardi pun harus mendapatkan luka sabetan di beberapa bagian tubuhnya.

Namun, Supardi akhirnya bisa merebut celurit milik Sugiantoro sehingga ia mampu membacok kepala Barham dan menancapkan celurit tersebut di punggung Sugiantoro.

2. Ketiganya terluka parah

Ilustrasi mobil ambulans. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pada akhirnya, tidak ada yabg diuntungkan dari pertarungan berdarah ini. Ketiganya sama-sama mengalami luka serius. Supardi mengalami luka di bagian wajah, lengan, dan kaki. Barham mengalami luka pada kepala. Sementara Sugiantoro tertancap senjata tajam di punggungnya.

Ketiganya langsung dibawa ke rumah sakit yang berbeda-beda yaitu Supardi dibawa ke Rumah Sakit (RS) dr Soetomo Surabaya. Adapun Barham dibawa ke RSUD Grati. Sementara Sugiantoro dibawa ke RS R Soedarsono Pasuruan untuk dilakukan operasi pelepasan celurit.

"Supardi dan Barham kondisinya kritis hingga saat ini. Sementara Sugiantoro harus menjalani serangkaian operasi untuk mencabut celurit," jelas Agung.

Baca Juga: Carok, Harga Diri Atau Pembenaran Kekerasan?

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya