TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wabah PMK di Ponorogo, Susu Sapi Terinfeksi Tak Laku

Susu sapi dibuang di lubang khusus oleh peternak

Kondisi mulut sapi di Boyolali yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Kesian Jateng)

Ponorogo, IDN Times – Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dipertahankan) Kabupaten Ponorogo mencatat ratusan ekor sapi di wilayah sembilan kecamatan suspek penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebagian di antaranya dinyatakan telah terkonfirmasi PMK dan salah satunya di Kecamatan Pudak.

“Sampai hari ini sudah ada 400-an yang positif dari diagnosa fisiknya. Belum diuji lab,” kata Kepala Dipertahankan Ponorogo Masun, saat dihubungi IDN Times, Jumat pagi (3/6/2022).

1. Susu dari sapi yang terjangkit PMK rawan dikonsumsi

Ilustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Kondisi fisik sapi yang dicurigai terjangkit PMK seperti mengeluarkan banyak lendir dan lidah sariawan. Kondisi ini menggerakkan petugas dinas peternakan dan instansi lain yang terkait terus berusaha melakukan pengobatan, memberikan vaksin, dan antibiotik.

Oleh karena itu, Masun melanjutkan, susu yang dihasilkan oleh sapi yang terjangkit PMK sebaiknya tidak dikonsumsi. Sebab, dapat menyebabkan resistensi bakterial (meningkatnya kekebalan bakteri) pada tubuh yang mengonsumsi sehingga sulit dilumpuhkan, baik bagi anak sapi maupun manusia.

2. Pabrik susu tidak bersedia membeli

Ilustrasi industri/pabrik. IDN Times/Arief Rahmat

Dampak lain jika mengonsumsi susu dari sapi yang terjangkit PMK dapat memberikan reaksi alergi pada jenis antibiotika tertentu. “Kalau untuk virusnya bisa mati ketika susu diolah dalam suhu panas yang tinggi. Tapi, residu antibiotik-nya masih ada,” ujar Masun.

Kondisi ini membuat sejumlah peternak sapi perah di Ponorogo merugi. Penjualan susu segar ke pabrik yang sebelumnya lancar menjadi tersendat sejak beberapa hari terakhir. Terutama, ketika PMK mulai menyerang hewan ternak khusunya sapi di Ponorogo.

Berita Terkini Lainnya