TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jembatan Arosbaya, Tercatat di Belanda Kini Jadi Buangan Sampah

Sudah ada rencana membangun TPA tahun ini

IDN Times/Musthofa Aldo

Bangkalan, IDN Times - Sebelum Jembatan Suramadu dibangun pada 2003, Madura sebenarnya memiliki jembatan bersejarah lain yang terletak di Arosbaya di Bangkalan. Keberadaannya bahkan tercatat dalam sebuah dokumen yang berasal dari abad ke-19. Dokumen itu kini tersimpan di Leiden dan Den Haag Belanda 

1. Sempat jadi sumber pendapatan Arosbaya

IDN Times/Musthofa Aldo

Dokumen-dokumen itu kemudian dikutip oleh Profesor Kuntowijoyo untuk bahan tesisnya tentang Madura sewaktu kuliah di Amerika Serikat dengan judul "Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940". Kunto yang sejarawan cum sastrawan itu antara lain menyebut jembatan itu menjadi salah sumber pajak bagi Kerajaan Bangkalan.

Petani yang melintas di jembatan itu untuk mengangkut hasil pertanian, dikenai bea jembatan. Pola yang mirip dengan Suramadu, sebelum digratiskan total oleh Presiden Jokowi pada Oktober 2018 lalu.

2. Arosbaya pernah jadi pusat kerajaan

IDN Times/Musthofa Aldo

Arosbaya sendiri merujuk nama satu desa yang terletak di wilayah Utara Bangkalan. Kini secara administratif, Arosbaya menjadi nama Kecamatan melingkupi 17 desa. Di masa lalu Arosbaya adalah pusat kerajaan kecil bernama Plakaran.

Jembatan Arosbaya sendiri letaknya berada di perbatasan dengan Kecamatan Klampis. Jembatan itu dibangun melintang di hilir sungai Tambengan, sepanjang kurang lebih 50 meter dan menghubungkan dua kecamatan itu.

Apakah benar jembatan itu yang dimaksud dokumen Belanda? Sebab, di Arosbaya ada jembatan-jembatan lain. "Kalau yang namanya jembatan Arosbaya, ya yang di sungai Tambengan itu," kata Camat Arosbaya, Anang Yulianto.

Meski dibenarkan oleh Camat setempat, namun sangat minim literatur untuk mengetahui kapan persisnya jembatan itu dibangun. Juga apakah bentuknya masih asli sejak abad ke XIX.

Baca Juga: Gara-gara Ponsel, Pria di Bangkalan Bacok Istrinya yang Tengah Hamil

3. Kini jadi tempat membuang sampah

IDN Times/Musthofa Aldo

Ketika IDN Times mengunjunginya Senin, (25/2) kondisi sekitar jembatan itu sangat kumuh. Aroma sampah busuk menyeruak hidung saat melintas. Belum lagi asap dari sampah yang dibakar menggangu penglihatan. Jembatan itu kini jadi tempat membuang sampah rumah tangga. Bantaran Sungai Tambengan dari dua kecamatan tampak dipenuhi sampah rumah tangga.

4. Sampah disebut bukan penyebab banjir

IDN Times/Musthofa Aldo

Ketika Januari lalu, Arosbaya dilanda banjir dan merendam enam desa, Anang menampik bahwa sampah itu adalah biang kerok pemicu banjir. "Sampah itu tak seberapa, tak akan menyebabkan banjir," katanya. Pria kelahiran Tuban 1976 ini, keukeuh menyebut banjir itu adalah banjir kiriman. Meski dia mengakui sampah di Arosbaya memang belum tertangani dengan baik.

Baca Juga: Tes PPPK Jadi Harapan Guru Honorer di Bangkalan Agar Setara PNS 

Berita Terkini Lainnya