TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Ungkap Penyebab Aliran Lahar Semeru Meluap ke Pemukiman

Sungai aliran lahar terhambat lalu meluap ke pemukiman

Kanal aliran lahar yang membelah Kampung Renteng ini meluap saat erupsi Gunung Semeru. (IDN Times/Ulil Albab)

Lumajang, IDN Times - Bagi masyarakat di kawasan Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, bencana erupsi Gunung Semeru sudah tidak asing lagi. Warga Desa Sumber Wuluh sudah belajar secara mandiri bagaimana menghadapi bencana erupsi itu.

Bahkan, aliran sungai yang membawa material vulkanik dari puncak Gunung Semeru itu juga menjadi berkah tersendiri di sepanjang kawasan sungai untuk para penambang pasir. Segala cara pun dilakukan agar pasir sungai yang diperoleh semakin gampang dipanen. Salah satunya dengan membuat bendungan-bendungan kecil di sepanjang cerukan aliran sungai.

Tapi, bendungan penambang pasir itu diduga warga yang menghambat aliran lahar di sungai, sehingga air bah bercampur lahar itu meluap hingga menghantam sekaligus menimbun pemukiman warga.

Baca Juga: Kisah Syukur, 7 Kali Rumah Rusak Akibat  Erupsi Semeru

1. Bendungan penambangan pasir diduga menghambat aliran lahar

Dampak luberan aliran lahar dari jalur sungai menerjang pemukiman Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh. IDN Times/Ulil Albab.

Muhammad Abdul, warga Desa Sumber Wuluh mengatakan, bendungan-bendungan itu berfungsi mengendapkan pasir agar mudah dipanen. Bendungan tidak dibuat permanen, namun dengan batu yang ditata di tiap cerukan.

"Panjang bendungan rata-rata setengah kilometer, buat nahan pasir. Bendungan itu batu ditata, dikeruk dulu, terus pasir ngendap," katanya, Selasa (7/12/2021).

Akibatnya, bendungan itu diduga jadi salah satu penyebab meluapnya aliran vulkanik. "Begitu lahar, air mambek (tertahan) ngalor (ke utara) semua, meluap merembet ke pemukiman," katanya.

2. Warga sempat mau ajukan protes

Kondisi Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, hari keempat pascaerupsi Gunung Semeru. IDN Times/Ulil Albab.

Warga, kata Abdul, sempat merumuskan rencana untuk unjuk rasa. Masyarakat belajar dari pengalaman erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada tahun 2020.

"Sempat mau diunjuk rasa, dulu setahun dari sekarang, air munclak (meluap) belajar dari situ," ujarnya.

Namun rencana aksi tersebut kandas, sebab kata Abdul yang dilawan merupakan pemodal yang berpengaruh. "Namanya orang kecil gak kuat, akhire dampaknya sekarang ini," katanya.

Abdul sendiri, salah satu warga yang kehilangan banyak saudara. Ia menyebut, ada 7 keluarganya yang meninggal di Kebun Renteng, 3 sudah ditemukan.

"7 orang itu satu rumah, yang tiga itu ditemukan salah satunya Lansia. Jadi dia memang susah jalan, kemungkinan bantu mbopong jalan," kata Abdul.

Baca Juga: Suasana Jelang Kedatangan Jokowi ke Lokasi Terdampak Semeru

Berita Terkini Lainnya