Tradisi Pernikahan Dini di Madura: Dipaksa Budaya, Ditolak Pemerintah
Nikah muda tak seindah itu dek
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bangkalan, IDN Times – Madura adalah salah satu daerah yang masih kental dengan budaya dan tradisi pernikahan dini. Banyak dari warga di sana terpaksa menikah muda karena tuntutan budaya. Salah satunya adalah Kiki Maharani. Perempuan 28 tahun tahun itu menikah saat usianya masih sangat belia, yaitu 17 tahun. Sementara sang suami, kala itu masih berumur 20 tahun. Kini, keduanya telah dikaruniai 3 orang anak.
Rani mengaku memiliki banyak pertimbangan sebelum akhirnya memilih untuk menikah muda. Salah satunya adalah karena kelaziman di sana. Semua saudara suami Rani, Saini menikah di usia muda.
“Iya banyak saudara mas (Saini) yang nikah muda, masih kecil-kecil tapi nikah, jadi mas buru-buru menikahi saya,” ujar warga Bangkalan ini kepada IDN Times.
Pertimbangan kedua adalah Rani takut terjerumus pada hal-hal yang berdampak negatif jika terlalu lama berpacaran, seperti hamil di luar nikah. “Takut hamil diluar nikah jadi ya lebih baik cepat-cepat, dan mungkin sudah jodohnya ,” kata Rani.
Meski usaianya belia, saat mendaftar di Kantor Urusan Agama (KUA), Rani masih diperbolehkan mendaftar. Hal ini karena pada tahun 2011, ketika Rani mendaftar, batas usia pernikahan adalah 16 tahun. “Iya dulu masih boleh, sekarang sudah tidak boleh,” ucapnya.
1. Meski nikah muda, Rani mengaku perjalanan pernikahannya baik-baik saja
Meski masih sama-sama muda, Rani mengaku perjalanan pernikahan mereka baik-baik saja. Sesekali mereka cekcok, namun keduanya tak sampai bertengkar hebat. “Mas sih yang dewasa, kita bertahan demi anak, nanti kalau ada apa-apa anak bagaimana,” tuturnya.
Soal pemenuhan kebutuhan ekonomi, Rani juga mengaku tak ada masalah meski hanya suaminya yang bekerja. “Ya cukup gak cukup dicukup-cukupkan,” sebut Rani.
Rani memang menikmati pernikahannya. Namun, sesekali terbersit pula penyesalan saat mengingat pendidikannya yang kandas. Maklum, ia memutuskan berhenti sekolah dan tak memiliki ijazah. “Menyesal, harusnya sekolah dapat ijazah terus bisa dapat kerja,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, terkadang ia iri di saat teman-teman seusianya bergaul dan menikmati masa muda, Rani justru mengurus rumah tangga. “Ya anak-anak jaman sekarang kalau masih mudah lebih baik sekolah dulu, tapi kalau ada jodohnya ya itu pilihan masing-masing,” kata Rani.
Baca Juga: 5 Risikonya Kalau Kamu Buru-buru Nikah Muda Tanpa Memikirkan Kesiapan
Baca Juga: PBNU: Promosi Nikah Muda Tandai Kaum Konservatif Masuk Ruang Publik