Thrifting: Baju Bekas yang Naik Kelas dan Cuan Jutaan Rupiah
Omzet bulanannya mencapai Rp60 juta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Tren thrifting alias berburu baju bekas kini tengah menjamur di beberapa kota besar seperti Kota Surabaya. Baju bekas layak pakai yang dulu identik dengan kaum menengah ke bawah, kini mendadak digandrungi anak muda. Celah ini pun ditangkap oleh para pedagang.
Baju-baju yang kebanyakan didatangkan dari luar negeri itu mereka jual dengan kemasan yang lebih kekinian. Bukan di tepi jalan, baju bekas kini naik kelas dan dipajang di factory outlet atau bahkan event-event dengan pasar kaum hypebeast.
1. Peminat baju thirft semakin banyak
Salah satu pelaku bisnis baju bekas ini adalah Nur Satrio Prabu. Pria yang akrab disapa Tio itu mengatakan mengaku awalnya memilih bisnis thirft karena ia memang gemar membeli barang bekas. Awalnya, barang-barang itu ia gunakan sendiri.
"Ketika ada yang jual barang bekas saya beli, dulu untuk konsumsi pribadi, jadi untuk saya sendiri, ketika bosen dan gak jamannya kita jual, lebih hemat aja," tutur Tio, Jumat (3/6/2022).
Pasarnya kian besar seiring dengan penggemar tren ini yang semakin banyak. Bahkan, bukan hanya anak muda saja, orangtua juga mulai menggemari baju baju bekas layak pakai.
"Ketika ada anak muda datang, dia selalu ngajak orangtuanya, yang dulunya segmennya anak muda saja, kini banyak orang tua yang tau dari anaknya," ujar Tio yang juga ketua Jatim Thrift Shop ini.
Baca Juga: 10 Artis yang Hobi Thrifting, Suka Baju Bekas tapi Berkelas!
Baca Juga: Pemuda di Rangkasbitung Manfaatkan Thrifting untuk Investasi