Arak Gundukan Kupat, Cara Masyarakat Pesisir Rayakan Hari Raya Kupat
Semoga bisa mengangkat potensi wisata di Lamongan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lamongan, IDN Times- Satu lagi tradisi unik saat hari raya kupatan di Kabupaten Lamongan, adalah memikul dan mengarak gundukan kupat yang disusun menyerupai menara masjid. Tradisi yang baru dijalankan selama 4 tahun belakangan ini, adalah cara Raden Nur Rahmat atau yang biasa disapa Sunan Sendang Duwur dalam menyebarkan agama Islam di wilayah pesisir pantai utara laut Jawa.
Konon, Raden Nur Rahmat diberikan dua buah masjid oleh Mbok Rondo Mantingan. Masjid tersebut bisa menjadi milik Raden Nur Rahmat asal Raden Rahmat asal dalam hitungan satu hari masjid tersebut harus sudah pindah dari tempat asal. "Jadi di titik Tanjung Kodok ini dahulunya ada dua masjid dan diangkut oleh Raden Nur Rahmat ke atas atau di sendang suwir," kata Camat Paciran, Fadheli Purwanto, Kamis (13/6).
1. Kawanan katak-katak membawa masjid ke Sendang
Alhasil, Raden Nur Rahmat yang mempunyai kelebihan pun bisa memenangkan sayembara tersebut. Masjid-masjid yang diberikan oleh Mbok Rondo Mantingan berhasil ia angkut. Anehnya, masjid tersebut dibawa naik ke atas oleh beberapa ekor katak. "Konon dahulunya kawanan katak-katak itulah yang membawa masjid itu naik ke gunung atau di sendang duwur, yang berada di atas sana," katanya.
Baca Juga: Harga Bandeng Rp2 Ribu per Kg, Petambak Lamongan Curhat ke Khofifah
Baca Juga: 5 Tips Agar Ketupat Tahan Lama & Tidak Gampang Basi