Batik Daliwangun, Cerit Rakyat Lamongan Lolos dari Kejaran Belanda
Filosofi batik Pohon Wangun dan Burung Dali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lamongan, IDN Times - Batik kerap dijadikan sebagai identitas masyarakat di setiap daerah. Batik juga selalu dikaitkan dengan cerita rakyat di wilayah tertentu. Seperti batik Daliwangun ini misalnya. Batik Daliwangun diambil dari sebuah cerita rakyat Desa Daliwangun, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan.
Batik Daliwangun memiliki latar cerita zaman penjajahan Belanda yang kala itu rakyat desa yang berada di Lamongan selatan ini, dikejar-kejar oleh bala tentara Belanda. Untuk menghindari kejaran para serdadu Belanda, warga kemudian bersembunyi di balik Pohon Wangun. Saat bersembunyi itu pula datang kawanan Burung Dali yang beterbangan di atas Pohon Wangun. Warga kemudian selamat karena tentara Belanda tak bisa menemukan keberadaan mereka.
Cerita rakyat ini lantas dituangkan dalam bentuk batik tulis, bernama Batik Daliwangun. Yuk, simak cerita selengkapnya!
Baca Juga: Batik Semen, Motif Batik Andalan Jogja yang Menyimpan Harapan Baik
1. Ada motif umbi-umbian yang menjadi ciri khas tanaman yang tumbuh subur di Desa Daliwangun
Tak hanya batik Daliwangun, para perajin batik di Desa Daliwangun juga membuat motif batik tumbuh-tumbuhan seperti umbi-umbian yang menjadi ciri khas tanaman yang tumbuh subur di Daliwangun yang lokasinya berada di dataran tinggi. Kini batik Daliwangun terus dilestarikan meskipun saat ini perajin batik tak kurang dari lima orang.
Umbar Basuki (29) perintis batik Daliwangun menceritakan, awal mulanya batik Daliwangun ini ada karena ingin mengangkat kearifan lokal serta cerita masyarakat setempat. Batik Daliwangun sendiri baru dilestarikan sekitar tiga tahun belakangan ini.
Baca Juga: Batik Slobog, Batik Khas Jogja yang Bermakna Duka
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.