TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Baru COVID-19 Terus Bertambah, Pasien Antre di RSUA

Yang dirawat tak kunjung keluar tapi pasien baru berdatangan

ristekbrin.go.id

Surabaya, IDN Times - Jumlah kasus positif COVID-19 di Surabaya terus meningkat setiap harinya. Namun jumlah penambahan ini tak sebanding dengan jumlah pasien yang telah sembuh. Hal ini membuat rumah sakit rujukan mulai kewalahan untuk menampung para pasien. Salah satunya yaitu Rumah Sakit Universitas Airlangga.

1. Antrean pasien COVID-19 membludak di RSUA

Ilustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Juru bicara Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), dr Alfian Nur Rosyid mengatakan bahwa pihaknya sempat kewalahan menampung pasien COVID-19. Bahkan sempat ada 15 pasien yang tertahan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena tak kunjung mendapatkan ruang isolasi.

"Di IGD itu sebenarnya kapasitas hanya 9 orang. Jadi sisanya antre. Karena memang pasien rujukan sangat banyak sekali," ujar Alfian saat dihubungi IDN Times, Sabtu (2/5).

2. Rumah sakit lain juga sudah penuh

Poli Khusus yang menangani virus corona di RS Universitas Airlangga. IDN Times/Fitria Madia

Alfian menuturkan, rumah sakit-rumah sakit di Surabaya kebanyakan memang sudah penuh dengan pasien COVID-19. Sehingga banyak yang merujuk pasiennya ke RSUA, terlebih RSUA sempat membuka satu lantai baru untuk ruang isolasi.

"Tapi ternyata, baru dibuka itu langsung penuh. Lantai 5 gedung A itu kapasitas 18 bed, baru dibuka sehari atau dua hari langsung penuh," ungkap Alfian.

Antrean pasien di rumah sakit rujukan COVID-19 diakibatkan perbedaan siklus perawatan. Alfian menjelaskan, jika penyakit biasanya hanya butuh 3 sampai 4 hari saja di ruang isolasi dengan ventilator, hal ini berbeda dengan pasien COVID-19. Pasien harus berada di ruang isolasi lebih lama sedangkan pasien baru terus berdatangan.

"Jadi jumlah yang datang itu gak seimbang dengan jumlah yang keluar. Bahkan kami pernah merawat pasien itu sampai dua minggu di ruang isolasi. Itu kan lama sekali," tuturnya.

Bahkan, kondisi ini diperkirakan akan terus terjadi mengingat kasus tambahan COVID-19 di Kota Surabaya selalu meningkat. Tentu antrean pasien akan semakin membludak utamanya saat puncak penularan.

Baca Juga: Masalah Biaya, Keluarga Pasien Positif Covid-19 di RSUA Belum Tes Swab

3. Pasien yang sehat walau belum sembuh diminta isolasi mandiri

Ilustrasi virus corona. pixabay.com/illustrations

Untuk menyiasati kapasitas rumah sakit, RSUA sebetulnya sudah menerapkan standar bagi pasien yang akan dirawat secara intensif. Gejala klinis pasien tersebut harus parah hingga membutuhkan perawatan medis. Sedangkan pasien yang tidak memiliki gejala klinis alias sehat diperkenankan untuk isolasi mandiri di rumah agar ruangannya bisa digunakan untuk pasien yang lebih parah lainnya.

"Jadi gak perlu nunggu sembuh atau swab negatif dulu, kalau tanpa gejala disarankan untuk isolasi di rumah. Tapi ya gitu, banyak yang memilih di rumah sakit karena kalau di rumah gak ada yang jaga dan sebagainya," lanjutnya.

Baca Juga: ITD Unair Kehabisan Reagen, RSUA Setop Tes Swab COVID-19

Berita Terkini Lainnya