Imlek di Tambak Bayan Surabaya, Sarana Promosi Toleransi
Tiap tahun Imlek selalu meriah di sana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Nurul tergopoh-gopoh sambil membawa seorang bayi di dekapannya. Sementara satu tangan yang lain menggandeng anak laki-laki. "Me, wes buyar to?" tanyanya kepada seorang wanita berbaju congsam. Anggukan dari wanita itu membuat Nurul kecewa, penampilan barongsai yang ditunggu-tunggu ternyata sudah bubar.
Nurul merupakan salah satu warga yang tertarik untuk menghabiskan hari libur Imlek di Kampung Pecinan Tambak Bayan. Ia yang menikah dengan pria berketurunan Tionghoa ingin menikmati atmosfer berada di Negeri Tirai Bambu. Tapi sayang, anak bungsunya bangun kesiangan.
1. Kampung Pecinan Tambak Bayan masih kental adat Tionghoa
Nurul tak sendiri, banyak wisatawan yang tertarik menikmati suasana Imlek di Kampung Tambak Bayan. Terang saja, Kampung Tambak Bayan merupakan kampung pecinan yang terletak di tengah Kota Surabaya. Mayoritas warga di sana merupakan penduduk asli yang telah menetap sejak kakek-nenek mereka dulu. Salah satunya adalah Suseno Karja yang merupakan Ketua RT setempat.
"Saya ini sudah keturunan ketiga. Kakek-nenek saya dari dulu sudah di sini," tuturnya sembari membagikan roti kepada para pengunjung, Sabtu (25/1).
Banyaknya warga yang masih penduduk asli membuat adat budaya terjaga dengan baik di sana. Oleh karenanya, perayaan tahun baru Imlek tak kalah meriah dengan perayaan hari raya keagamaan biasanya.
Baca Juga: Imlek 2571 Disambut Hujan, Gubernur Anies Sebut Itu Penanda Suci
Baca Juga: Ketupat Sayur Imlek di Tangerang dan Sejarah Singkat Cina Benteng