TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bernyali Tinggi! Cerita 4 Mahasiswa Unair Jadi Relawan Ruang Isolasi

Tak takut dengan risiko tinggi COVID-19 di ruang isolasi

Mahasiswa vokasi Unair jadi relawan di ruang isolasi RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Dok Humas Unair

Surabaya, IDN Times - Tingginya risiko paparan COVID-19 di ruang isolasi tak membuat empat mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) gentar. Mereka malah memberanikan diri untuk menjadi relawan dan terjun langsung di ruang isolasi COVID-19 RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro saat banyak tenaga kesehatan tengah tumbang.

1. Putuskan jadi relawan saat kasus tengah tinggi dan nakes bertumbangan

Unair.ac.id

Empat mahasiswa relawan ini adalah Dian Riani, Dewi Novita Sari, Dinna Alvia Novita, dan Rizkika Putri Silvia. Mereka merupakan mahasiswa semester 6 prodi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi UNAIR.

Dinna mejelaskan, keinginannya untuk menjadi relawan COVID-19 muncul ketika melihat kasus tengah melonjak. Sedangkan, para tenaga kesehatan pun banyak yang terinfeksi COVID-19 hingga meninggal dunia. Merasa memiliki kemampuan untuk membantu, Dinna tak ingin diam saja.

“Banyaknya tenaga kesehatan yang isolasi mandiri hingga gugur akibat Covid-19 membuat beberapa rumah sakit kewalahan menghadapi pandemi dan saya tidak boleh berdiam diri,” ujarnya, Sabtu (21/8/2021).

Sebagai mahasiswa vokasi keperawatan, mereka memiliki ilmu dari teori-teori yang didapatkan selama di bangku kuliah. Selain itu, mereka juga sudah menempuh kuliah praktik lapangan di rumah sakit untuk menangani pasien. Berbekal semua kemampuan tersebut, empat srikandi Unair ini pun memantapkan dirinya menjadi relawan di ruang isolasi COVID-19.

“Kegiatan yang dilakukan umumnya sama seperti praktik kerja lapangan sebelumny seperti memeriksa tanda-tanda vital, memeriksa EKG, memberikan obat, observasi pasien dan sebagainya. Hal yang membuat terlihat berbeda hanya penggunaan APD level 3 saja,” jelas Dian.

2. Belajar beri pendampingan dan penguatan bagi para pasien COVID-19

Selama sekitar satu bulan menjadi relawan perawat, Dinna mendapatkan pengalaman baru. Tugas mereka rupanya bukan hanya berkutat pada kondisi fisik pasien saja. Para pejuang COVID-19 ini juga membutuhkan dukungan mental agar bisa bersemangat untuk sembuh. Mereka pun belajar bagaimana cara memberi pendampingan kepada pasien.

“Selain itu keadaan pasien yang bisa saja tiba-tiba mengalami kondisi saturasi oksigen yang turun drastis membutuhkan observasi lebih mendalam. Pasien juga butuh pendampingan dan semangat karena ia berada seorang diri tanpa keluarga yang menemani di ruang isolasi,” imbuh Dinna.

Baca Juga: Epidemiolog Unair: Kontak Erat di Surabaya Dilacak, Tapi Gak Dites

3. Tak takut dengan risiko tinggi paparan COVID-19

Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Tak dapat dipungkiri, menjadi perawat di ruang isolasi COVID-19 bukan hal mudah. Mereka berhadapan langsung dengan para pembawa virus corona yang kemungkinan besar bisa menulari para relawan tersebut. Namun, keempat perempuan tangguh ini memilih yakin dengan keamanan pelindung diri yang mereka gunakan.

“Kami tidak khawatir jika terpapar COVID-19. Ini juga merupakan kewajiban kami untuk mengabdikan diri. APD sudah digunakan dengan baik, berhati-hati pada diri sendiri dan orang lain,” tutur Rizkika.

Baca Juga: Joe Biden Sebut Jakarta Akan Tenggelam, Ini Penjelasan Pakar Unair

Berita Terkini Lainnya