TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Minta THR, Seorang Camat di Kediri Dicopot!

Minta desa setor uang untuk THR

Bupati Kediri, Mas Dhito saat mendaftar ke KPU Kabupaten Kediri beberapa waktu lalu, IDN Times/ istimewa

Kediri, IDN Times - Seorang camat di Kabupaten Kediri dicopot dari jabatannya setelah terbukti melakukan pungutan liar atau pungli. Camat Purwoasri yang bernama Mudatsir itu melakukan pungli dengan modus meminta THR ke pihak pemerintah desa. Dalam kasus ini terlibat pula Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Purwoasri, Didik Supriyanto. Mereka berdua dijatuhi sanksi karena terbukti melanggar PP no 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil.

1. Sebelumnya sudah diperingatkan dan diminta mengembalikan uang

Mas Dhito saat meninjau TPS, IDN Times / istimewa

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana menjelaskan mereka berdua tertangkap tangan saat melakukan transaksi di sebuah balai desa wilayah Kecamatan Purwoasri. Sebelumnya Mas Dhito, sapaan akrabnya, mengaku sudah menerima laporan terkait penarikan pungli ini.

Mas Dhito juga sudah menelpon langsung kepada Mudatsir untuk menghentikan aksi pungli dan mengembalikan uang yang sudah terkumpul. Namun permintaan tersebut tidak digubris oleh Mudatsir.

"Karena sudah saya peringatkan sebelumnya dan sudah saya telepon akhirnya saya yang turun tangan sendiri, mereka tertangkap tangan saat transaksi di Balai Desa Ketawang," ujarnya, Sabtu (15/5/2021).

Baca Juga: Didanai Penuh oleh Swasta, Mas Dhito Jamin Bandara Kediri untuk Rakyat

2. Dana yang disetor diambilkan dari dana kas desa

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (kiri) membahas rancana pembangunan tol Kediri-Nganjuk. Dok. Antara

Penangkapan terhadap dua Aparatur Sipil Negara (ASN) ini dilakukan pada Kamis (6/5/2021) lalu. Dari hasil pemeriksaan Mudatsir diketahui meminta ke Didik untuk mengkoordinir bendahara desa. Dalam sebuah pertemuan, Didik menyampaikan maksud Mudatsir meminta THR. Mereka kemudian menggelar rapat dan menyepakati setiap desa menyetor Rp1,5 juta.

Namun ada beberapa desa yang keberatan dan membuat mereka menurunkan 'tarif' menjadi Rp1 juta per desa. Total jumlah desa di Kecamatan Purwoasri sebanyak 23 desa. Dari jumlah ini terdapat 15 desa yang sudah menyetorkannya.

"Jumlah uang yang sudah terkumpul mencapai Rp 15 juta, dan itu diambilkan dari dana kas desa," jelasnya.

Baca Juga: Mas Dhito: Ayok ke Kediri, Ada Gunung Kelud Sampai Sate Bekicot 

Berita Terkini Lainnya