TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Melihat Prosesi Jamasan Pusaka Tombak Milik Tulungagung 

Jamasan dilakukan setiap bulan suro

Prosesi jamasan pusaka tombak kyai upas. IDN Times / Bramanta Pamungkas

Tulungagung, IDN Times - Pemkab Tulungagung menggelar jamasan pusaka tombak Kyai Upas. Jamasan ini dilakukan setiap tahun, pada hari Jumat di bulan suro dalam sistem penanggalan jawa. Tombak tersebut diyakini sebagai pusaka milik Bupati terdahulu yang diturunkan turun temurun ke Bupati sekarang. Pusaka ini disimpan di area Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip setempat.

Baca Juga: Mengenal Jamasan atau Memandikan Pusaka Keluarga saat Bulan Suro 

1. Tombak milik Ki Ageng Mangir

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo saat membawa pusaka tombak kyai upas. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Menurut sejarah, tombak kyai upas merupakan pusaka milik Ki Ageng Mangir, menantu raja mataram yang menolak tunduk. Setelah Ki Ageng Mangir meninggal, tombak ini kemudian disimpan di pendopo kanjengan Tulungagung. Selain itu pusaka ini juga berkaitan dengan sejarah berdirinya Kabupaten Tulungagung. Ritual jamasan ini diawali dengan kirab kesenian reog, yang mengiringi dayang atau putri membawa air dari 9 sumber. Air tersebut kemudian dicampur dengan kembang tujuh rupa dan digunakan untuk menjamas tombak kyai upas.

2. Dijamas untuk membersihkan karat

Prosesi jamasan pusaka tombak kyai upas. IDN Times / Bramanta Pamungkas

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan kegiatan ini merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahun. Selain melestarikan tradisi, jamasan ini juga bertujuan untuk membersihkan karat yang ada pada bagian mata tombak. Ritual ini juga menjadi salah satu agenda budaya yang digelar setiap tahun. "Jadi tidak hanya menjamas saja, tadi juga tarian reog kendang juga, harapannya bisa menjadi destinasi wisata juga," ujarnya, Jumat (12/08/2022).

3. Diharapkan bisa menjadi destinasi wisata

Pembawa air untuk jamasan pusaka tombak kyai upas. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Maryoto menilai prosesi jamasan bisa mendatangkan wisatawan untuk berkunjung dan menyaksikannya. Menurutnya hal ini perlu dikordinasikan ke banyak pihak, agar kegiatan jamasan ini bisa menjadi event yang menarik. "Tentunya jamasan ini akan dikemas sehingga menjadi menarik wisatawan," imbuhnya.

Baca Juga: Budaya Jamasan Pusaka di Mojokerto, Disiram 9 Sumber Mata Air

Berita Terkini Lainnya