TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Surabaya Sumuk Pol, Begini Penjelasan BMKG

Sampek gobyos kabeh, Rek!

Ilustrasi berkeringat. freepik.com/cookie_studio

Surabaya, IDN Times - Hawa di Kota Surabaya dan sekitarnya terasa lebih gerah dari biasanya beberapa hari terakhir. Seorang warga Ngagel, Surabaya, Wahyu Hestiningdiah merasakan hawa yang gerah tersebut saat beraktivitas di ruangan non-AC. Dia merasakan kegerahan itu pada sore hingga malam hari.

"Iya sumuk (gerah) kalau sore sampai malam, siang itu malah panas. Ditambah lagi nyamuk juga banyak. Mungkin mau masuk musim hujan kali ya," ujarnya kepada IDN Times, Jumat (25/9/2020).

1. Faktornya ialah awan menengah

Ilustrasi penampakan deretan awan di langit. IDN Times/Fariz Fardianto

Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Juanda, Teguh Tri Susanto menjelaskan, hawa gerah itu wajar terjadi karena musim kemarau akan berakhir. Fasenya, pada siang hari belum ada pertumbuhan awan menengah. Ketika sore sampai malam sudah tumbuh awan menengah.

"Awan menengah ini menyebabkan suhu di permukaan akan menjadi lebih sumuk atau panas," katanya.

Baca Juga: Cuaca Hari Ini 25 September 2020: Surabaya Cerah Siang Hari, Cerah Sore Hari

2. Hempasan panas bumi memantul lagi, membuat udara dan hawa jadi gerah

Ilustrasi berkeringat. Freepik/freepik

Selain pertumbuhan awan menengah, hal lain yang memengaruhi hawa gerah ialah radiasi matahari. Nah, radiasi inilah mengarah ke bumi.

"Karena radiasi matahari yang di bumi akan dipancarkan kembali (ke langit), itu akan kembali lagi ke bumi (kena pantulan awan). Jadi mekanismenya seperti itu," jelas Teguh.

Baca Juga: Cuaca Hari Ini 25 September 2020: Kediri Cerah Siang Hari, Cerah Sore Hari

Berita Terkini Lainnya