TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siswa Persekusi Guru di Gresik, KPAI Ingin Evaluasi dan Pembinaan 

KPAI rencanakan ke Gresik

ilustrasi kekerasan (IDN Times/Sukma Shakti)

Surabaya, IDN Times - Video seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Wringinanom, Gresik, melawan gurunya sendiri, tiba-tiba viral. Dalam video itu, seorang siswa yang merokok di dalam kelas diingatkan oleh gurunya. Tak terima dinasihati, siswa itu persekusi gurunya. 

Beredarnya video itu membuat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendalami video itu. Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengatakan ke depannya harus ada pembenahan perihal dunia pendidikan. 

"KPAI berharap ada evaluasi dan pembenahan ke depannya," tulisnya dalam rilis yang diterima IDN Times Jatim, Minggu (10/2).

Baca Juga: Edarkan Narkoba, Mantan Pemain Sepak Bola Asal Gresik Ditangkap

1. Dispendik Gresik lakukan pertemuan tertutup

(Ilustrasi penganiayaan) IDN Times/Sukma Shakti

Retno Listyarti mendapatkkan informasi jika Dinas Pendidikan Gresik, akan melakukan pertemuan tertutup dengan pihak sekolah dan orangtua siswa. Dia mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Dispendik Gresik. 

"KPAI ingin ada evaluasi ke depannya, tidak fokus menghukum pihak yang dianggap salah, namun mengedepankan pembinaan, baik terhadap siswa maupun sekolahnya. Anak tentunya wajib belajar dari kesalahannya, namun anak juga harus diberi kesempatan memperbaiki diri," ujarnya.

2. KPAI prihatin atas peristiwa itu

IDN Times/Indiana Malia

Retno juga menyampaikan keprihatinannya atas sikap dan perilaku siswa yang mencerminkan ketidaksatunan tersebut. Ini karena, menurutnya sang guru hanya menegur, bukan berteriak, membentak, apalagi memukul.

"Teguran sang guru pasti ada alasannya, sebagai pendidik, mungkin sang guru ingin menegur dalam rangka mendisiplinkan siswa," kata Retno.

3. KPAI menilai ada dua faktor penyebab kejadian itu

IDN Times/Indiana Malia

Menurut analisis Retno, ada beberapa faktor yang membuat siswa itu berani melawan gurunya. Faktor pertama adalah karakter siswa yang kurang terbina dengan baik di rumah maupun sekolah. Biasanya sikap anak seperti itu, ada pengaruh kuat dari pola asuh di rumah. 

"Bisa juga karena siswa sudah kecanduan game online yang mengandung unsur kekerasan misalnya, sehingga anak jadi tidak bisa membedakan antara perilaku di dunia maya dengan di dunia nyata," kata Retno.

Selain itu, menurut Retno dibutuhkan assessment psikologis terhadap siswa. Tujuannya, mencari faktor penyebab siswa bisa berperilaku agresif seperti apa yang ada dalam video itu.  

Faktor kedua, bisa berasal dari gurunya, seperti rendahnya kompetensi pedagogik guru. Terutama, dalam penguasaan di kelas, serta dalam menciptakan suasana belajar yang kreatif, menyenangkan, dan menantang kreativitas serta minat siswa.

"Kemampuan manajemen penguasaan kelas perlu dilatih dan hal ini merupakan tanggung jawab Dinas Pendidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)," jelas Retno.

Baca Juga: Viral! Siswa Persekusi Guru di Gresik, Polisi: Kami Lakukan Pembinaan

Berita Terkini Lainnya