Jual Beli Jabatan Masih Bersemi karena Kesadaran Mengabdi Rendah!
Kesadaran mengabdi masih cenderung lips service
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Praktik jual beli jabatan masih bersemi di Jawa Timur (Jatim). Terbukti, tahun ini ada dua kepala daerah, Bupati Nganjuk dan Bupati Probolinggo yang tersandung kasus tindak pidana korupsi berupa jual beli jabatan kepala dan perangkat desa.
Melihat fenomena ini, Pengamat Politik Universitas Trunojoyo, Madura sekaligus peneliti senior di Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdus Salam, membeberkan kalau jual beli jabatan memang salah satu godaan yang kerap mengiming-imingi kepala daerah. Apalagi kesadaran pejabat publik untuk mengabdi masih cukup rendah.
"Belum ada kesadaran ke arah itu untuk menjaga ruang pengabdian publik dan masih mudah untuk tergoda dengan jual beli kekuasaan," ujarnya tertulis, Selasa (31/8/2021).
Baca Juga: [BREAKING] Bupati Probolinggo dan Suami Terima Suap Rp20 Juta per Calon Kades
1. Banyak yang masih minimalis dan lips service
Surokim menilai, kesadaran pejabat publik untuk mulia dan menjaga kehormatan atas amanah jabatannya itu masih minimalis dan lips service. Mayoritas belum sampai pada tahap aksi untuk bisa memuliakan dan menjaga kehormatan jabatan. Sehingga masih mudah tergoda menggunakan jabatan itu utk memperkaya materi.
"Situasi ini jelas menyedihkan kita semua bahwa etika jabatan masih belum terinternalisasi dalam sanubari pejabat publik kita. Situasi ini menunjukkan bahwa pejabat publik kita masih banyak yang belum bisa lulus ujian kehortamatan sehingga jebollah pertahanan untuk memuliakan dan menjaga kehormatan jabatan publik itu," kata dia.
Baca Juga: Puput-Hasan Tersangka, Nasdem Jatim Angkat Bicara