TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ecoton Menduga Pasir Panas Mengandung Limbah B3

Material yang melukai bocah bernama Ahmad Dani

IDN Times/Istimewa

Surabaya, IDN Times - Musibah yang menimpa Ahmad Dani Prasetyo, bocah kelas 4 SD asal Tuban masih menjadi tanda tanya. Ahmad Dani mengalami luka bakar usai menabrak pasir panas saat bersepeda.

Namun, Ecological Observation and Wetlands Conservations (Ecoton) menyebut adanya indikasi kandungan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di gundukan material tersebut.

"Iya (terindikasi limbah B3) karena berbahaya dan melukai," jelas Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi melalui pernyataan tertulis, Kamis (19/9).

1. Pasir panas ditemukan di tiga titik

IDN Times/Istimewa

Prigi mengaku mendapat informasi dari warga sekitar dan Kepala Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Tuban Sunarto. Faktanya, di lokasi tersebut tidak hanya ada satu gundukan pasir. Tapi tiga.

Ketiganya ditemukan di dekat perkampungan penduduk, di tepi jalan raya, hingga di kawasan hutan jati.

"Informasinya gundukan pasir ini diduga berisi limbah panas yang dibuang sejumlah oknum pada malam hari," kata Prigi.

Baca Juga: Jatuh ke Pasir Panas, Bocah Bernama Ahmad Dani Alami Luka Bakar

2. Kritisi tata kelola limbah B3 di Jatim

IDN Times/Istimewa

Prigi menambahkan, adanya kandungan limbah B3 dalam pasir panas itu disebabkan karena lemahnya pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada transporter. Hingga akhirnya kemudian memakan korban.

Ia mengkritisi tidak adanya sanksi tegas terkait maraknya limbah B3 di Jatim.

"KLHK tidak becus mengimplementasikan tata kelola limbah B3 di Jatim. Sebelumnya banyak pelanggaran yang dilakukan pengelola, pemanfaat, dan transporter di Jatim. Namun tidak ada sanksi dan tindakan law enforcement KLHK," tambah Prigi.

3. Jatim perlu pabrik pengolahan limbah B3

IDN Times/Istimewa

Menurutnya, perlu adanya pabrik pengolahan limbah B3 di Jatim. Prigi tak ingin hal serupa terjadi lagi dan memakan korban lainnya pada kemudian hari.

"Ketidakmampuan KLHK dan institusi link untuk monitoring dan pengendalian dampak link. Serta perlu segera dibangun instalasi pengolah limbah B3 yang memadai di Jatim," kata Prigi.

Baca Juga: Bea Cukai Kembalikan Sampah Impor yang Mengandung B3

Berita Terkini Lainnya