TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak Sampah Plastik Terselip, Importir Sepakat Ubah Jadi Listrk

Plastik akan diubah jadi minyak dulu

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Mojokerto, IDN Times - General Manajer PT Mega Surya Eratama, Erik Saputra menyepakati inisiasi Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa untuk mengolah sampah plastik menjadi energi listrik. Menurutnya, plastik yang terselip di limbah kertas yang diimpornya diakui memang banyak.

1. Listrik digunakan untuk mesin perusahaan

unsplash.com/@publicpowerorg

Erik mengatakan, listrik yang telah diolah dari sampah plastik itu nantinya akan dipakai perusahaan sendiri untuk memproduksi kertas. Listrik yang digunakan tidak sepenuhnya berbahan bakar sampah plastik, tapi juga batu bara.

"Listriknya kita pakai sendiri untuk internal kami. Jadi listrik yang dihasilkan dari pembangkit itu untuk kertas kami," ujar Erik saat di lokasi, Senin (15/7).

 

Baca Juga: Belenggu Sampah Impor, Sulap Tropodo Jadi Desa Asap

2. Listrik tidak sepenuhnya plastik, tapi juga batu bara

unsplash.com/@matthewhenry

 

Alasan tetap menggunakan batu bara, lanjut Erik, karena listrik yang dibutuhkan untuk produksi kertas msncapai 7,5 mega watt (MW). Sehingga, sampah plastik yang diolah jadi listrik hanya bisa menekan 15-20 persen penggunaan batu bara.

"Listriknya sekarang 7,5 MW. Kalau sampah yang nanti dihasilkan dari mesin prolisis itu dia menghasilkan minyak itu paling bisa mensubstitusi 15 sampai 20 persen batu bara," terang Erik.

"Bisa sampai 1000 ton sampah (plastik) untuk memperoleh 7,5 MW. Jadi, kami tetap saat ini kan bahan bakar utamanya batu bara, batu baranya sehari misal 200 ton. Itu paling kami substitusi 30 tonnya dari pirolisis (sampah plastik) ini," tambah Erik.

3. Sampah plastik diolah jadi minyak sebelum dijadikan energi listrik

Ilustrasi/unsplash.com/@rawpixel

 

Terkait teknis pengelolaan, Erik menyebut sampah plastik akan diolah jadi minyak terlebih dahulu. Nah, minyak yang dihasilkan inilah sebagai energi pembangkit listrik untuk mesin produksi kertas.

"Sampah itu kita jadikan minyak dulu, lalu minyaknya kami gunakan untuk bakar di power. Semua sortirnya dari dalam pabrik. Semua sampahnya juga dari pabrik," jelas Erik.

Baca Juga: Sampah Impor Desa Bangun, Berkah di Antara Mara Bahaya

Berita Terkini Lainnya