TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus COVID-19 Tinggi, Kota Malang Kembali Pembelajaran Daring

Penambahan kasus tembus seribu kasus dalam tiga hari

Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko saat berada di Pasar Tawangmangu. Dok/Humas Pemkot Malang

Malang, IDN Times - Pemerintah Kota Malang memutuskan menggelar pembelajaran secara daring untuk jenjang TK hingga SMP. Hal itu setelah dalam beberapa hari terakhir, kasus COVID-19 di Kota Malang terus melonjak signifikan. Pembelajaran secara daring dipilih sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19 di lingkungan sekolah. 

Baca Juga: 2 Ribu COVID-19 di Jatim Didominasi Surabaya Raya dan Malang Raya

1. Pembelajaran daring diberlakukan mulai 14 Februari

ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Wali Kota Malang,  Sutiaji menjelaskan bahwa pembelajaran secara daring tersebut akan mulai dilakukan pada 14 Februari 2022. Pihaknya sudah menghubungi Dinas Pendidikan dan juga Kementerian Agama guna menyampaikan keputusan tersebut. Setelah itu, masing-masing dinas terkait menyampaikan keputusan tersebut kepada sekolah yang ada di bawah naungan mereka.

"Mulai Senin depan semua kembali digelar secara daring. Kami juga sudah komunikasi dengan Kemenag untuk memberlakukan hal yang sama ditingkatan MI dan MTS," paparnya Jumat (11/2/2022). 

2. Putus mata rantai penyebaran

pingpoint.co.id

Keputusan untuk kembali memberlakukan pembelajaran secara daring tersebut adalah upaya memutus rantai penyebaran. Terlebih penyebaran kasus COVID-19 kini semakin bertambah secara signifikan. Untuk itu, peru diambil tindakan yang bisa memutus penyebaran kasus. Salah satu opsi yang paling memungkinkan adalah kembali melakukan pembelajaran secara daring.

"Kami ingin memutus mata rantai dulu penyebaran. Istilahnya kami cooling down dulu," imbuhnya. 

3. Februari diprediksi puncak penambahan kasus

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, orang nomor satu di Kota Malang itu menyebut bahwa berdasarkan keterangan dari sejumlah epidemiolog, bulan Februari ini diprediksi menjadi puncak penyebaran COVID-19. Untuk itu, Pemkot Malang tak mau ambil resiko yang bisa jauh lebih berat jika tetap memaksakan pembelajaran tatap muka.

"Kalau berdasar prediksi epudemiolog diperkirakan bulan Maret kasus sudah mulai turun lagi," sambungnya. 

Baca Juga: Siswa Positif COVID-19 di Tulungagung Bertambah, 3 Sekolah Gelar PJJ

Berita Terkini Lainnya