TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Ketujuh Erupsi Semeru, 9 Orang Masih Dicari

Proses pencarian dilakukan lebih pagi

Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban akibat tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Lumajang, IDN Times - Evakuasi korban bencana guguran awan panas Gunung Semeru masih terus dilakukan hingga hari ketujuh. Sejauh ini sudah ada 45 korban yang ditemukan dan dievakuasi. Sementara itu, masih ada 9 korban lain yang masih dalam proses pencarian. Tim SAR gabungan sendiri pada hari ketujuh ini telah menemukan dua korban tambahan. 

Baca Juga: 25 Jenazah Korban Erupsi Semeru Teridentifikasi

1. Siapkan tiga tim SAR gabungan untuk percepat pencarian

Tim SAR gabungan menyusuri endapan material guguran awan panas Gunung Semeru ketika proses pencarian korban di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Danposko Tanggap Darurat Dampak Bencana Guguran Awan Panas Semeru, Kolonel Inf Irwan Subekti menjelaskan bahwa proses pencarian masih terus dilanjutkan. Guna mempercepat proses evakuasi, sedikitnya ada tiga unit tim SAR gabungan dengan masing-masing unit beranggotakan 75-100 orang relawan.

"Fokus utama pencarian ada di Curah Kobokan, Kampung Renteng, Kebondeli Utara dan Selatan," paparnya Jumat (10/12/2021). 

Baca Juga: 10 Jenazah Korban Erupsi Semeru Belum Teridentifikasi

2. Tambah pos pantau untuk bantu relawan

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Irwan mengungkapkan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi tim SAR gabungan di lapangan. Selain material vulkanik yang masih panas, tim gabungan juga dihadapkan pada cuaca yang tak menentu. Kawasan Curah Kobokan dan puncak Semeru juga masih berpotensi diguyur hujan deras. Karena hal tersebut kemudian diputuskan untuk menambah pos pantau dari yang semula hanya di Gunung Sawur bertambah menjadi dua dengan membuat pos tambahan di Petak A.

"Kami juga bekali tim SAR gabungan dengan HT satu-satu. Terutama untuk operator alat berat. HT tersebut terhubung dengan pos pantau yang akan menginformasikan jika ada potensi lahar dingin dari atas," tambahnya.  

3. Maksimalkan relawan dengan keahlian khusus

Foto udara kondisi pemukiman di Dusun Curah Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Selain membekali dengan HT, pihaknya juga berupaya memaksimalkan para relawan yang memiliki keahlian khusus. Hal itu untuk mempercepat upaya evakuasi di lapangan. Termasuk juga memaksimalkan peran anjing pelacak untuk mencari jejak keberadaan korban yang belum ditemukan.

"Kami sedang mengupayakan memasang televisi untuk memantau alur atas dari Curah Kobokan hingga hilir. Sehingga nantinya kami bisa memberi informasi jika pengamatan Gunung Sawur tidak mendukung," sambungnya. 

Berita Terkini Lainnya