Kasus Stunting di Jawa Timur Turun Jadi 19,2 Persen

Surabaya, IDN Times - Angka stunting di Jawa Timur turun 3,4 persen dari yang 23,5 persen pada tahun 2021 menjadi 19,2 persen di tahun 2022. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, angka ini di bawah standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yakni maksikmal angka stunting 20 persen.
"Saya kira ini menjadi prestasi besar, baik secara provinsi dan nasional," ungkap Hasto saat pengarahan dalam Program Edukasi 1.000 Bidan di Dyandra Convention Center Surabaya pada Sabtu (11/2/2023).
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bidan memiliki peran penting dalam upaya pencegahan stunting di 1.000 hari pertama kehidupan anak. Menurutnya, bidan merupakan sosok yang berada di garda terdepan yang dapat memberikan pendampingan, pengetahuan dan dukungan kepada para ibu sejak kehamilan hingga bayi berusia lima tahun.
"Ada tugas besar yang harus kita tuntaskan. Ini tugas di antara kita semua. Harus terbangun sinergi yang sangat bagus antar berbagai pihak. Bidan berada di posisi yang tepat untuk mengemban peran ini," ungkap Khofifah.
Menurutnya, para bidan dapat memberi penyuluhan terkait pola asuh yang benar bagi para ibu. Apabila para ibu mengonsumsi nutrisi yang cukup dengan pola hidup sehat, serta anak diasuh dengan penuh kasih sayang serta gizi tercukupi, maka risiko stunting dapat dihindari atau bahkan dihilangkan.
"Bidan ini peranannya sangat signifikan dalam penurunan angka stunting pada anak. Bidan adalah garda terdepan, ujung tombak tenaga kesehatan. Merekalah yang selalu mendampingi para ibu, baik semenjak awal kehamilan sampai sang anak mencapai usia lima tahun," katanya.
Apalagi, dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, sasaran prioritas upaya percepatan pencegahan stunting menyasar kelompok prioritas yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-23 bulan, atau disebut rumah tangga 1.000 Hari Pasca Kelahiran (HPK). Kelompok ini secara rutin bertemu dengan para bidan untuk memantau kesehatan sang anak.
Khofifah pun itu menekankan efektifnya intervensi para bidan dalam menurunkan angka stunting, hingga mencapai target Presiden Republik Indonesia yaitu 14 persen pada tahun 2024.
"Di tiap kegiatan kami, Pemprov Jatim seringkali mengundang ibu hamil dan anak-anak untuk menerima penyuluhan dan bantuan gizi. Kami juga selalu menekankan pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak. Angka 14 persen ini bukan sekedar target, tapi menentukan masa depan bangsa," pungkasnya.