Secuil Pesan Kematian Gus Dur Sebelum Meninggal pada Pemuka Konghucu
Pesan-pesan Gus Dur dirindukan saat kondisi seperti ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times- Di tengah tensi politik yang tinggi, sosok Abdurrahman Wahid begitu dirindukan. Belakangan ini, guyonan khasnya kerap menghiasi linimasa media sosial untuk menyejukkan ketegangan akibat polaritas Pilpres 2019.
Salah satu figur yang merindukan kehadirannya adalah Bingky Irawan, pemuka agama Konghucu. Setiap kali ia kangen dengan Gus Dur, Bingky hanya bisa memandangi foto sahabatnya itu. Mereka menjadi sahabat karib sejak 1995, kala sama-sama memperjuangkan hak etnis Konghucu di Indonesia.
“Sudah lama saya gak ke makam Gus Dur. Sebetulnya saya masih kangen, kangen guyonannya. Ya kalau kangen cuma bisa lihat foto dia,” kata Bingky saat ditemui IDN Times.
1. “Kalau saya pergi, sampeyan ngetan ae.”
Sejak Gus Dur menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia keempat, Bingky hijrah ke Ibu Kota. Segala perabotan, mulai dari kontrakan rumah, listrik, hingga air, ditanggung oleh Gus Dur.
Di pengujung 2009, Bingky sempat ditelepon oleh Gus Dur. Baginya, itu merupakan momen yang paling berkesan sekaligus mengharukan.
“Gus Dur bilang, ‘nanti pertengahan bulan Suro saya tinggal pergi. Kalau saya pergi, sampeyan ngetan aja’, pulang ke Surabaya maksudnya,” terang lelaki kelahiran 7 Februari 1952 itu.
Dia menambahkan, “Lho kenapa cak (sapaan Bingky kepada Gus Dur)? ’Sampeyan di sini nunggoi sopo? Sampeyan tinggal di mana nanti?’ Saya gak mikir aneh-aneh, wong biasa guyon.”
Baca Juga: 5 Hal Rahman Tolleng: Diburu Orde Lama Hingga Mencalonkan Gus Dur
Baca Juga: Kader Gus Dur Gaungkan Mars NU di Sela Debat Pilpres 2019