TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Ketegangan Rusia-Ukraina Berakhir dengan Perang Dunia III? 

Konflik Rusia-Ukraina tak didasari unsur ideologi

Seorang anggota tentara Rusia terlihat dalam kendaraan bersenjata BTR-82 saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/File Photo.

Surabaya, IDN Times – Konflik antara Rusia dengan Ukraina terus memanas setelah Rusia memutuskan untuk  menginvasi Ukraina. Namun, apakah ketegangan antara Rusia dengan Ukraina ini akan berakhir dengan Perang Dunia Ketiga?

Dosen Ilmu Hubungan Internasional Uniersitas Airlangga (Unair), I Gede Wahyu Wicaksana mengatakan bahwa apa yang terjadi di Ukrainai saat ini tidak akan berakhir dengan Perang Dunia III (PD III). Salah satu faktornya adalah tidak adanya konflik ideologi.

Baca Juga: Tuding Putin Akan Memulai Perang, AS Jatuhkan Sanksi kepada Rusia

1. Pemicu perang dunia sebelumnya adalah pertentangan ideologi

Seorang tentara Ukraina menggunakan periskop saat mengamati area pada posisi garis depan dekat desa Travneve di wilayah Donetsk, Ukraina, Senin (21/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich.

Menurut Wahyu, Perang Dunia III tidak akan terjadi, hal ini karena invasi Rusia ke Ukraina ini tidak terdapat konflik ideologi. Sebaliknya, PD I dan PD II dulu dipicu oleh faktor ideologi.

Isu ideologi, kata dia, tidak akan dibahas oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Menurutnya, Putin adalah seorang yang pragmatis. "Putin sangat pragmatis. Hampir semua pemimpin dunia itu pragmatis. Mereka gak mau ngomong ideologi karena menimbulkan polarisasi (terbelahnya masyarakat)," ujar Wahyu, Sabtu (26/2/2022).

2. Invasi terjadi karena Putin tertekan dengan kondisi domestik Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin memasukkan kertas suaranya di sebuah tempat pemungutan suara dalam pemilihan parlemen kota Moskow di Moskow, Rusia, pada 8 September 2019. ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS

Menurut Wahyu, tujuan invasi Rusia ke Ukraina ini karena Putin dirasa tertekan dengan kondisi domestik Rusia saat ini. Salah satunya adalah perekonomian Rusia yang berantakan akibat COVID-19 dan meningkatnya harga minyak dunia.

"Apalagi Rusia gagal menjual Sputnik (vaksin COVID-19) yang diyakini Putin jadi sumber penghasilan ternyata gak berhasil. Situasi dalam negeri kurang efektif dan dia dinilai lepas tangan soal COVID-19," paparnya.

Baca Juga: Gedung Putih: AS Akan Jatuhkan Sanksi ke Putin dan Ajudannya

Berita Terkini Lainnya