Kemiskinan Ekstrem Akan Dinolkan, Stunting Ditekan 14 Persen

Waw...

Surabaya, IDN Times - Kemiskinan ekstrem dan stunting menjadi dua permasalahan yang harus segera dituntaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) beserta Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot). Sebab, hingga kini angkanya masih signifikan.

Data Pemprov Jatim, ada sebesar 1,8 persen kemiskinan ekstrem pada 2022. Sementara stunting, data Dinas Kesehatan Jatim tahun 2020, prevelensi mencapai 25,6 persen. Kemudian tahun 2021 menurun 23,5 persen, dan di tahun 2022 kembali turun dan menjadi 19,2 persen.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa melihat kemiskinan dan stunting ada kaitan eratnya. Terutama dalam kebersihan sanitasi. Mayoritas warga yang miskin ekstrem, rumahnya tidak dilengkapi tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) laik.

"Maka kita lakukan penyisiran di mana ada rumah yang tidak layak huni, termasuk MCK komunal yang sudah harus berbasis rumah tangga. Intervensinya bisa kerja sama dengan Baznas di setiap kabupaten/kota mumpung kita berada pada bulan bhakti gotong royong," ujarnya.

Khofifah berbagi pengalaman yang pernah ia dengar. Dia bilang, ada penemuan menarik dari seorang  guru besar yang memiliki spesialisasi di bidang gizi. Stunting bukan hanya disebabkan oleh kekurangan nutrisi semata tapi juga faktor lain di lingkungan keluarga.

"Beliau melakukan survei di salah satu negara di Asia Selatan, di mana di suatu desa rata-rata anaknya tumbuh  stunting. Ternyata problemnya bukan karena semata asupan gizinya yang rendah, atau  kekurangan protein dan kalori. Tapi ternyata kurang kasih sayang dalam pengasuhan," katanya.

Untuk itu, Khofifah menegaskan awal kehidupan bukan dimulai saat kelahiran, namun saat kehamilan. Sehingga, seorang ibu harus mendapat perhatian dan kasih sayang cukup dari pasangan beserta keluarganya.

"Jadi intervensi kita tidak bisa sekedar di pemberian gizi. Tapi juga bagaimana agar sosialisasi parenting di setiap calon keluarga yang akan melakukan pernikahan itu bisa dilakukan dengan lebih seksama," ucapnya.

Mantan Menteri Sosial (Mensos) ini optimistis dapat menekan angka kemiskinan ekstrem dan stunting di Jatim. Semangat ini seiring dengan target pemerintah pusat. "Target nasional tahun 2024 angka kemiskinan ekstrem mencapai nol persen sementara penurunan stunting 14 persen," kata Khofifab.

"InsyaAllah , kita bisa mencapainya lebih cepat lagi jika gotong royong dan sinergi kita tingkatkan lagi," pungkasnya.

Baca Juga: Kisah Sudut Kota: Melawan Stunting dari Pinggiran Rel Kereta

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya