TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ultimatum Muhammadiyah Satu Suara, Amien Rais Disebut Sedang Gelisah

Jokowi masih bisa merebut suara warga Muhammadiyah

IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Kedatangan Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais di Jawa Timur membuat sensasi. Ia menegaskan warga Muhammadiyah untuk menjadi satu suara dalam pemilihan presiden 2019. Para pengamat politik di Jawa Timur pun menanggapi kedatangan Amien yang penuh sensasi tersebut dengan geleng-geleng kepala.

Baca Juga: Amien Rais: Muhammadiyah Tak Bersikap di Pilpres, Saya Jewer Haedar

1. Bentuk kegelisahan Amien Rais

IDN Times/Fitria Madia

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Akhmad Muzakki menuturkan bahwa tindakan Amien Rais yang meminta warga Muhammadiyah untuk menjadi satu suara adalah suatu bentuk kegelisahan.

"Itu menjelaskan bahwa ada kegelisahan antara mantan tokoh tertentu dengan organisasi yang ada di dalam struktur, saya kita itu bagian dari kegelisahan Pak Amien," ujarnya saat ditemui di Hotel JW Marriott, Rabu (21/11).

2. Ada tokoh lain di Muhammadiyah selain Amien Rais

IDN Times/Fitria Madia

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi berpendapat bahwa Amien Rais tak sepatutnya mengultimatum demikian. Warga Muhammadiyah pun dirasa wajar untuk tidak menurutinya.

"Saya pikir Pak Amien memang salah satu tokoh yang penting di Muhammadiyah, tapi Muhammadiyah bukan hanya Amien Rais. Di Muhammadiyah juga ada kalangan tokoh-tokoh yang juga signifikan, dan Muhammadiyah sendiri juga dikenal merupakan organisasi keislaman yang terbiasa dengan perbedaan," tutur Airlangga saat ditemui di kesempatan yang sama.

3. Amien memang berpengaruh tapi tidak wajib diikuti

IDN Times/Vanny El Rahman

Hingga saat ini, Amien memang masih menjadi sosok sentral di Muhammadiyah. Bahkan,  ia terpilih sebagai Ketua PP Muhammadiyah dengan suara sebesar 98 persen kala itu. Namun, Airlangga memiliki pendapat yang berbeda.

"Dalam konteks itu maka kemudian, suara pak Amien Rais itu juga harus kita pahami sebagai salah satu suara dari kalangan elit tokoh Muhammadiyah, tapi bukan seluruh suara dari Muhammadiyah," terangnya.

4. Haedar sudah memilih keputusan tepat

Haedar Nashir via muhammadiyah.or.id

Sementara itu, Airlangga berpendapat bahwa keputusan yang diambil oleh Haedar Nasir  sebagai pimpinan sudah tepat karena membebaskan warga Muhammadiyah memilih.

"Dalam konteks itu sebagai pemimpin, maka pilihan yang bijaksana adalah mempersilahkan terjadinya proses dialog tentang pilihan-pilihan politik yang berbeda, dan saya pikir pilihan politik Pak Haedar itu adalah dalam rangka menyelematkan Muhammadiyah sebagi organisasi," terangnya.

Baca Juga: Ingin Jewer Haedar, TKN Jokowi-Ma'ruf: Amien Rais Memaksakan Kehendak

Berita Terkini Lainnya