TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selama 2019, Pemkot Surabaya Tambah 7 Bozem Seluas 6 Hektar

Kini pembangunannya dirasa lebih mudah

Dok. IDN Times/Humas Pemkot Surabaya

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya menambah 7 bozem selama tahun 2019. Penambahan 7 bozem atau waduk buatan ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir yang rupanya masih kerap terjadi di Kota Surabaya. Hingga saat ini telah ada 72 bozem dengan total luas 147,5 hektar.

1. Tujuh bozem ditambah selama 2019

Dok. IDN Times/Humas Pemkot Surabaya

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan bahwa pembangunan bozem akan disebar ke berbagai wilayah di Surabaya yaitu Bozem Bundaran PTC di Kelurahan Prada Kali Kendal Kecamatan Dukuh Pakis, Bozem Kosagra di Kelurahan Medoakan Ayu Kecamatan Rungkut, Bozem Sumberrejo Kelurahan Sumberrejo Kecamatan Pakal, Bozem Rejosari Kelurahan Pakal Kecamatan Pakal, Bozem Bandarrejo Sememi Kelurahan Sememi Kecamatan Benowo, Bozem Waru Gunung Kelurahan Warugunung Kecamatan Karang Pilang, dan Mini Bozem Tambakwedi Kelurahan Tambakwedi Kecamatan Kenjeran.

“Tujuh bozem itu sudah ada yang proses dikerjakan dan masih rencana dikerjakan . Yang sudah proses dikerjakan seperti Bozem Bundaran PTC dan Bandarrejo Sememi, sedangkan yang lima bozem lainnya akan dikerjakan selanjutnya,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (3/4).

2. Bozem baru seluas 6 hektar

Dok. IDN Times/Humas Pemkot Surabaya

Dari ketujuh bozem tersebut, Erna membutuhkan lahan dengan total luas sekitar 6 hektar. Masing-masing bozem pun memiliki ukuran tersendiri sesuai dengan lahan yang tersedia. Lahan yang digunakan pun berbagai macam mulai fasum, pembebasan lahan warga, hingga lahan marinir."Sekitar ada enam lahan yang tercatat aset marinir. Karena sudah diizinkan, meskipun di lahan marinir kita garap untuk bozem," jelasnya.

3. Dikerjakan dengan swakelola

Dok. IDN Times/Humas Pemkot Surabaya

Sama seperti tahun sebelumnya, proyek pembangunan bozem-bozem ini melalui swakelola Pemkot Surabaya. Pemkot tidak membuka lelang karena dirasa terlalu lama dan malah memakan biaya yang terlalu banyak.

"Jadi teman-teman garap sendiri. Alat beratnya juga kita bagi. Apalagi, temen-temen garapnya hampir setiap hari. Jadi bisa cepat diselesaikan," lanjutnya.

Baca Juga: Acara Memancing di Waduk Klampis Sampang Bubar karena Penemuan Mayat

Berita Terkini Lainnya