Petaka Sampah Impor, Bikin ISPA hingga Racuni Telur Ayam
Masih mau terima sampah plastik dari luar negeri?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Baru-baru ini, empat lembaga IPEN, Ecoton, Nexus3 dan Arnika mengeluarkan laporan risetnya. Penelitian itu digelar di Dusun Klagen, Desa Tropodo, Krian, Sidoarjo dan Desa Bangun, Mojokerto. Hasilnya sampah plastik di sana dianggap meracuni rantai makanan.
Berdasarkan data yang didapat IDN Times, penelitian itu mengambil enam sample telur ayam kampung. Masing-masing telur dari Desa Tropodo dan Desa Bangun. Kedua desa tersebut saling bersimbiosis terkait sampah impor.
Telur yang diambil ini dari ayam kampung di sekitar sana yang mematuk makanan dari tanah dan debu-debu di sekitarnya. Kemudian ayam mencerna sejumlah tanah dalam pencernaannya.
Hal ini menjadikan ayam sebagai sampel aktif dari keberadaan kimia-kimia dalam tanah. Sebagian besar zat kimiawi ini dikenal sebagai polutan organik yang persisten larut dalam lemak dan berakumulasi dalam telur, yang memiliki kandungan lipid signifikan.
1. Diteliti di Praha
Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arsandi mengatakan, pihaknya membawa masing-masing tiga telur dari dua desa tersebut pada Mei 2019 ke Swiss untuk diteliti. Kemudian dianalisis oleh HRGC-HRMS di laboratorium terakreditasi State Veterinary Institute di Praha, Republik Ceko.
"2.500 dolar per telur, ratusan juta untuk menguji ini, dan IPEN itu lembaga global," ujarnya saat ditemui usai aksi di depan Grahadi Surabaya, Selasa (19/11).
Baca Juga: Sampah Impor Desa Bangun, Berkah di Antara Mara Bahaya
Baca Juga: Belenggu Sampah Impor, Sulap Tropodo Jadi Desa Asap