TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penutur Bahasa Jawa Makin Berkurang, Influencer Bisa Jadi Solusi

Jumlah penuturnya kini kurang dari 70 juta jiwa

Ilustrasi pertunjukan kesenian (IDN Times/ istimewa)

Surabaya, IDN Times - Kepunahan bahasa daerah di Indonesia kian nyata. Dosen Bahasa Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Latief Nurhasan mengakui hal tersebut. Indikator ini merujuk pada jumlah penutur.

1. Penutur Bahasa Jawa terus menurun

ilustrasi dua orang tua sedang membatik (unsplash.com/Camille Bismonte)

Latief mengatakan, jumlah penutur Bahasa Jawa di Indonesia terus mengalami penurunan. Dia menyebut, pada tahun 2000 ada sekitar 84 juta penutur Bahasa Jawa. Tapi memasuki tahun 2015 menurun menjadi sekitar 68 juta penutur.

"Semakin tahun memang menurun, saat ini saya yakin turun lagi, kurang dari 68 juta penutur Bahasa Jawa" ujarnya saat dihubungi IDN Times, Kamis (16/6/2022).

"Benar yang disampaikan Sri Sultan, Bahasa Jawa akan semakin ditinggalkan bila tidak berbenah," kata dia.

Baca Juga: 10 Sebutan Unik Anak Hewan dalam Bahasa Jawa, Pernah Lihat 'Kowe'?

2. Intervensi lewat kurikulum sekolah

IDN Times/Arief Rahmat

Sebenarnya, sambung Latief, pemerintah khususnya Pemprov Jatim sudah mengintervensi. Pada 2014 lalu, ada Peraturan Gubernur (Pergub) yang diterbitkan Soekarwo kalau Bahasa Jawa harus diajarkan di semua tingkat pendidikan sekolah. Mulai sekolah dasar, menengah dan atas.

"Masuknya muatan lokal (lokal) wajib kalau di Jatim. Jateng dan Yogya itu juga jadi muatan lokal wajib," katanya. Latief berharap, Bahasa Jawa juga diwajibkan bagi PAUD dan TK. "Sebenarnya kurikulum PAUD dan TK harusnya ada Bahasa Jawa," imbuh dia.

Baca Juga: 25 Ucapan Lebaran Bahasa Jawa Halus Kromo Inggil, Sopan dan Santun

Berita Terkini Lainnya