TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masuk Komnas Perempuan Retty Ratnawati Ingin Putus Rantai Kekerasan

Kekerasan terjadi karena proses hukum tak sampai selesai

Retty Ratnawati terus memperjuangkan hak wanita. IDN Times/ Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Perjuangan Retty Ratnawati dalam memperjuangkan hak-hak wanita masih terus berlanjut. Setelah berjuang untuk berbagai LSM hingga menjadi konsultan dari Women Crisis Center (WCC), kali ini dirinya menjadi bagian dari Komnas Perempuan untuk lima tahun ke depan terhitung mulai 2020 hingga 2024. Kesempatan itupun tidak akan ia sia-siakan. Retty sudah menyiapkan beberapa hal yang akan ia perjuangkan saat berada di Komnas Perempuan. 

1. Perempuan dianggap tak punya daya melawan kemapanan

Kelompok pemerhati hak-hak wanita WCC yang ada dikota Malang. IDN Times/ Alfi Ramadana

Menurut dia, salah satu hal yang menyebabkan munculnya kekerasan adalah karena masih ada anggapan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan kekuatan. Perempuan dianggap tak memiliki daya untuk melawan kemapanan. 

"Karena perbedaan power itulah yang membuat kekerasan ini tetap berlaku. Padahal perempuan kalau tidak vokal tentu tidak akan ada yang membela selain dirinya sendiri," ucapnya Sabtu (30/11). 

2. Ingin putus lingkaran setan kekerasan kepada perempuan

Sejak muda Retty sudah sangat peduli dan terus memperjuangkan hak-hak wanita. IDN Times/ Alfi Ramadana

Lebih jauh, perempuan yang juga dosen senior di Magister Women and Gender Studies di Universitas Brawijaya itu ingin bisa memutus lingkaran setan kekerasan kepada perempuan. Sejauh ini, ia menilai masih banyak kasus kekerasan kepada perempuan yang diusut tuntas. Yang kerap terjadi, kata dia, sebuah kasus hanya berhenti pada proses promosi saja yakni sampai pada meja hijau. Setelah pelaku mendapat hukuman semua selesai. Padahal masih ada beberapa proses lain yang harus dilalui dalam sebuah kasus. 

"Proses lengkapnya itu mulai promosi, prevensi, therapy dan tentu saja rehabilitasinya. Selama ini masih adanya kasus kekerasan kepada perempuan karena prosesnya memang tidak sampai selesai," sambungnya. 

Baca Juga: Khofifah Beberkan Sebab Tingginya Kekerasan Perempuan di Jatim

3. Harus ada kerjasama semua pihak

Retty Ratnawati habiskan separuh hidupnya untuk memperjuangkan hak wanita. IDN Times/ Alfi Ramadana

Namun demikian, Retty mengakui bahwa untuk bisa memutus rantai kekerasan kepada wanita tersebut tak bisa sendiri. Harus ada kerjasama dengan semua pihak termasuk juga dari perempuan sendiri. Pasalnya permasalahan yang ada di lingkaran kekerasan tersebut sangat kompleks dan tidak bisa hanya ditangkal oleh satu pihak saja. 

"Untuk memutus lingkaran setan ini tentunya perlu kerjasama semua pihak," terangnya. 

Baca Juga: Prihatin Pil KB Dibuat Bedak, Retty Kini Jadi Pejuang Hak Perempuan

Berita Terkini Lainnya