Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menantang Bahaya di Pasar Ekstrem Dupak Magersari Surabaya

Suasana Pasar Dupak Surabaya, pasar ekstrem di atas rel kereta aktif pada Senin (26/08/2024). (IDN Times/Talita Hariyanto)

Surabaya, IDN Times - Pagi itu selepas subuh, para pedagang mulai sibuk menata dagangan. Mereka menata dagangan sesuai lapak yang mereka hafal bertahun-tahun. Ada yang mepet dengan re kereta, ada pula yang sedikit menjauh sekitar dua meter dari rel kereta api.

Mereka menjual beragam dagangan, mulai sayur mayur, perabotan rumah tangga, gerabah, buah, gorengan, kosmetik, daging sapi, daging ayam, ikan, jajan basah, kerupuk, dan masih banyak lagi. Bahkan, ada juga yang menjual aneka pakaian. Gelap tak jadi masalah, karena lampu PJU rakitan warga juga banyak terpasang.

Gun Gun salah seorang pedagang ditemui IDN Times, Senin (26/8/2024) lalu, berbagi cerita seputar aktivitas para pedagang di Pasar Dupak Magersari, Surabaya. Sebuah pasar 'ekstrem' yang berada di bantaran rel kereta api

1. Lima jam dengan tantangan 4 kereta api melintas

Potret dagangan salah satu penjual keperluan rumah tangga di pinggir rel kereta api. (IDN Times/Talita Hariyanto)

Gun Gun menceritakan, puncak keramaian pasar ekstrem di pinggiran rel dekat Stasiun Pasar Turi itu, terjadi sekitar pukul 5 sampai 6 pagi. Dalam rentang waktu 5 jam mulai dari buka hingga tutup pukul 8.00, kurang lebih ada empat kereta yang melintasi rel ini. Setelah pukul 8 pagi, aktivitas jual beli di pasar ini sudah berhenti total hingga keesokan harinya. 

Belum sampai 10 menit IDN Times mengobrol dengan Gun Gun, sekitar pukul 07.05, sirine palang pintu kereta yang berada tak jauh dari lokasi pasar meriung-riung, menandakan ada kereta api yang hendak melintas. Para penjual maupun pembeli bergegas. Mereka menengok kanan kiri, saling mengingatkan tanda bahaya satu sama lain. Seruan untuk menyingkir sejenak dari area bantaran rel terdengar bersahutan. 

"Kereta biasanya lewat sekitar jam 3, jam 6, terus jam 6 lebih seperempat, nah yang barusan ini kereta terakhir, sekitar jam 7 lebih 5 ya tadi," kata Gun Gun melanjutkan ceritanya. 

Gun Gun mengungkapkan, kereta api baru akan melintas lagi setelah hari agak siang, sekitar pukul 9.00. Menurutnya, penerapan jam operasional ini berguna untuk mengantisipasi tingkat keramaian lintasan KA. "Jam 8 pokoknya harus steril, mungkin ya karena keretanya sudah mulai ramai," katanya.   

Meski tak pernah ada tragedi kecelakaan di area rel kereta api ini, Gun Gun mengaku masih merasa was-was ketika ada kereta api yang melintas. Ia memilih berdiri agak jauh dari bantaran rel, sesaat setelah ia menutup barang dagangannya dengan terpal.

"Kalau orang-orang santai, sudah terbiasa. Begitu kereta lewat, mereka diam di tempat. Kalau saya sih (merasa) ngeri, jadi selalu minggir dulu," ujarnya.

Selama ini memang tidak pernah ada tragedi apa pun di pasar ekstrem ini. Gun Gun berharap agar selamanya tidak ada tragedi, sebab jika ada tragedi, pasar ini pasti langsung ditutup. Hal itu tentu berdampak terhadap mata pencahariannya.  

2. Pasar Dupak Magersari berdiri setengah abad lalu

Aktivitas jual beli di pasar ekstrem, Pasar Dupak Magersari Surabaya. (IDN Times/Talita Hariyanto)

Pasar Dupak Magersari yang terletak di dekat Stasiun Pasar Turi sudah cukup lama menjadi bagian dari denyut kehidupan di Kota Surabaya. Pasar ini disebut menjadi satu-satunya pasar ekstrem di Kota Pahlawan, karena letaknya yang seolah menantang maut, tepatnya di bantaran rel kereta api aktif. Pasar ini sering dilewati kereta api dari Stasiun Pasar Turi menuju Perak, Gubeng, maupun Sidotopo. 

Saat tidak ada kereta yang melintas, tak jarang para pembeli maupun penjual sengaja duduk di atas rel kereta untuk bertransaksi maupun sekadar mengobrol. Sebaliknya, jika ada kereta yang hendak melintas, mereka tampak sibuk mengamankan barang dagangan maupun perlengkapan berdagangnya. Ada yang menutupi barang dagangan dengan terpal, ada yang memindahkan payung besar agar tidak tersambar kereta api.

Berdasarkan catatan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Pasar Dupak Magersari sudah berdiri sejak setengah abad lalu, tepatnya pada tahun 1970. Menurut pengakuan Gun Gun, aktivitas di pasar ini tergolong ilegal, sebab mereka memanfaatkan lahan milik PT KAI tanpa persetujuan pihak terkait. Meski PT KAI sudah berulang kali menyampaikan sosialisasi maupun imbauan, para pedagang maupun pembeli tetap tampak beraktivitas di daerah berbahaya ini.  

"Kalau dari pusat, ya pasti gak boleh (berjualan di sini). Tapi mungkin bawahannya gak melaporkan, mungkin kasihan (dengan warga sekitar) yang cari nafkah," ungkap Gun Gun.

Menurutnya, aktivitas di pasar ekstrem ini tampak semakin hidup sejak Pusat Grosir Surabaya (PGS) yang berlokasi tak jauh dari sini dibongkar. 

Meski sudah ada upaya relokasi, para pedagang mengaku keberatan jika harus meninggalkan pasar ini. Oleh karena itu, PT KAI melakukan tindakan tegas dengan menerapkan jam operasional pasar yang mempertimbangkan tingkat keramaian perlintasan kereta api. 

"Dulu itu pakai terpal permanen. Tapi sekarang dibongkar (oleh PT KAI). Aturannya boleh jualan, tapi jam 8 harus sudah bersih. Nanti sampahnya diangkut petugas," tutur pria asal Tasikmalaya itu. 

3. Pasar ekstrem menjadi daya tarik wisatawan mancanegara

Suasana Pasar Dupak Magersari Surabaya. (IDN Times/Talita Hariyanto)

Di balik bahaya ancaman maut, pasar ekstrem ini ternyata cukup menarik para wisatawan mancanegara karena keunikannya.

"Banyak turis-turis (datang) ke sini, terutama pas hari Minggu. Mungkin bagi mereka aneh ya, kok bisa ada pasar di pinggir rel," ujar pria yang sudah berdagang selama 20 tahun di pasar ini.

Turis-turis yang datang selalu tampak antusias, kata Gun Gun, sebab mereka langsung memfoto suasana sekitar, termasuk para pedagang beserta barang-barang yang dijajakannya. 

Tak hanya turis, warga lokal pun juga sering mengunjungi pasar ekstrem ini, lengkap dengan peralatan foto maupun video untuk mendokumentasikan aktivitas pasar. 

"Oh, banyak juga (warga lokal) yang ke sini. Mereka biasanya ngonten, yang liputan juga ada," ungkapnya.   

Pasar ini memang terlihat lebih ramai saat weekend, sebab lebih banyak pedagang yang berjualan dan lebih banyak pula pembeli yang datang. Berdasarkan pengakuan Gun Gun, dengan menjajakan perabotan rumah tangga seperti yang ia geluti selama ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya.

Fenomena pasar ekstrem yang ada di daerah Dupak, Magersari, Surabaya ini bisa dibilang mirip dengan Maeklong Railway Market yang ada di Thailand. Keduanya sama-sama memanfaatkan bantaran rel kereta untuk aktivitas jual beli. Jadi, kamu tak perlu jauh-jauh ke Thailand, sebab di Surabaya juga ada pasar unik yang menarik untuk dieksplorasi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Stella Azasya
Zumrotul Abidin
Stella Azasya
EditorStella Azasya
Follow Us