Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tradisi Unik Sambut Idul Adha di Jawa Timur

Manten sapi di Pasuruan (Instagram.com/potrenesa)

Indonesia memiliki keanekaragaman tradisi dan budaya yang berbeda di setiap daerahnya. Tak terkecuali dengan Jawa Timur, beberapa daerah di provinsi tersebut memiliki tradisi unik dalam menyambut hari Raya Idul Adha.

Beragamnya tradisi penyambutan hari raya Idul Adha ini memiliki makna dan tujuan masing-masing yang tentunya dimaksudkan untuk tujuan baik. Penasaran dengan tradisi masyarakat Jawa Timur dalam menyambut hari besar umat Islam tersebut? Yuk simak ulasan berikut!

1. Manten sapi di Pasuruan

Manten sapi di Pasuruan (Instagram.com/potrenesa)

Menyambut Idul Adha, masyarakat Desa Sebalong dan Desa Watestani, Pasuruan memiliki tradisi yang sangat unik yakni mengadakan mantenan sapi sehari sebelum hari raya Idul Adha. Sapi-sapi yang akan dikurbankan akan dimandikan air bunga, kemudian dikalungkan dengan bunga tujuh rupa, kepala sapi dililit serban dan bagian punggung akan dibalut dengan kain kafan dan sajadah.

Setelah itu, sapi-sapi tersebut akan diarak keliling desa sebelum dibawa ke masjid. Iring-iringan sapi ini akan diikuti oleh warga yang membawa peralatan dapur, bumbu dapur, dan sembako. Tradisi ini dimaksudkan untuk menghormati sapi yang akan dikorbankan serta sebagai pengingat masyarakat agar tidak lupa untuk bersedekah dan membantu orang yang membutuhkan.

2. Toron di Madura

Tradisi Toron (Instagram.com/tri.madura)

Bila kebanyakan masyarakat akan mudik saat menyambut hari raya Idul Fitri, maka masyarakat Madura ini juga melakukan tradisi tersebut saat menjelang Idul Adha. Tradisi ini disebut sebagai toron yang juga dilakukan saat maulid ataupun lebaran Idul Fitri yang dimaksudkan untuk menjaga ikatan antara warga Madura dengan kampung halaman.

Saat melakukan toron, masyarakat akan melakukan nyekar ke makam leluhur. Selain itu, mereka juga akan merayakan lebaran bersama sanak keluarga untuk menyambung bheleh atau menyambung kekeluargaan setelah pulang dari perantauan. Namun tradisi ini hanya diharuskan bagi Suku Madura yang telah memiliki bekal cukup dan kondisi tubuh yang sehat.

3. Mepe Kasur di Banyuwangi

Mepe kasur di Banyuwangi (Instagram.com/desa_kemiren)

Cukup unik, tradisi menyambut lebaran Idul Adha di Desa Kemiren Banyuwangi ini memang berbeda dari daerah lainnya. Pasalnya, mereka mengeluarkan semua kasur untuk dijemur mulai dari matahari terbit hingga tengah hari. Jika telat mengangkat kasur, masyarakat suku Using ini percaya bahwa kebersihan dari kasur tersebut akan hilang.

Saat menjemur di depan rumah masing-masing, masyarakat akan membaca doa dan memercikkan air bunga dengan tujuan agar dijauhkan dari bencana dan penyakit. Menariknya lagi, semua kasur yang dijemur memiliki warna serupa yakni hitam dengan garis merah. Tradisi ini digelar setiap tanggal 1 Dzulhijah dan menjadi bagian dari ritual bersih desa.

4. Terater Nasi di Madura

Nasi terater Madura (Instagram.com/maduraindonesia)

Tradisi saat hari raya Idul Adha di Madura selanjutnya adalah terater nasi yang artinya saling menghantarkan atau membagikan nasi untuk tetangga. Di Madura sendiri, saat hari besar umat Islam, para ibu-ibu akan sibuk di dapur untuk membuat berbagai aneka hidangan.

Tak terkecuali saat Idul Adha, mereka akan memasak ayam, daging sapi, atau daging kambing sesuai selera. Lauk tersebut kemudian disajikan bersama nasi putih yang diselingi kue dodol. Setelah siap, makanan yang disebut sebagai nasi terater tersebut akan diberikan ke tetangganya, dan begitupun sebaliknya, tetangganya akan memberikan makanan serupa.

5. Ambengan di Tulungagung

Ambengan di Tulungagung (Instagram.com/kacamata_tulungagung)

Seusasi sholat Idul Adha, warga Tulungagung memiliki tradisi tersendiri untuk merayakan hari besar umat Islam tersebut yakni dengan ambengan. Masyarakat akan berduyun-duyun untuk mendatangi masjid atau mushola terdekat dengan membawa nasi yang ditaruh di ember atau nampan dengan lauk ayam ingkung, sambal goreng dan sebagainya.

Setelah nasi ambengan dikumpulkan, diadakan doa bersama dan kemudian acara makan bersama dengan alas daun pisang atau kertas minyak. Masyarakat tentunya harus makan menggunakan tangan bersama sanak saudara atau para tetangga lain sehingga tradisi ini juga memiliki maksud untuk mempererat kerukunan dan saling tolong menolong antar tetangga. 

Keberagaman tradisi dalam penyambutan hari raya Idul Adha oleh masyarakat Jawa Timur ini tentunya menjadi pengetahuan yang harus dipelajari dan dilestarikan sebagai kekayaan budaya Indonesia. Kalau di daerahmu, ada tradisi unik tidak apa, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alvi Nur Jannah
EditorAlvi Nur Jannah
Follow Us