Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Arema FC Gagal Berkandang di Stadion Kanjuruhan Bulan Ini

Stadion Kanjuruhan usai direnovasi. (Kementerian PU)

Malang, IDN Times - Asa Arema FC untuk segera kembali berkandang di Stadion Kanjuruhan tampaknya harus pupus. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang belum memberikan kepastian kapan stadion ini bisa digunakan Arema FC. Padahal Arema FC ingin menggunakan Stadion Kanjuruhan saat menjamu PSS Sleman dan PSIS Semarang bulan Februari 2025.

1. Gagal gunakan Stadion Kanjuruhan bulan ini, Arema FC kembali ke Stadion Soepriadi Blitar

General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi. (Dok Media Officer Arema FC)

Arema FC dipastikan belum bosa menggunakan Stadion Kanjuruhan untuk menjamu PSS Sleman dan PSIS Semarang di bulan Februari 2025 ini. Ini dikarenakan sampai saat ini belum ada kepastian dari Pemkab Malang terkait kapan Arema FC bisa menggunakan stadion tersebut. Mengingat sampai saat ini, Stadion Kanjuruhan juga belum diresmikan setelah direnovasi. 

"Pada laga home tersisa di bulan Februari, Arema tetap menggunakan Stadion Soepriadi Blitar sebagai homebase. Karena belum ada jawaban pasti dari pemerintah Kabupaten Malang terkait pemakaian atau sewa Stadion Kanjuruhan," terang General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi pada Kamis (13/2/2025).

Jika melihat jadwa laga Arema, ada dua laga kandang tersisa pada Februari 2025 yaitu melawan PSS Sleman pada Senin (17/2/2025) dan PSIS Semarang pada Senin (24/2/2025). "Dua pertandingan ini sebenarnya diproyeksikan bisa dimainkan di Stadion Kanjuruhan. Tapi apa daya, hal itu tidak terealisasi. Sehingga kami harus bergerak cepat mempersiapkan laga selanjutnya di Blitar," jelasnya.

2. Kedua laga Arema FC akan dijalankan tanpa penonton

General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi. (Dok. Media Officer Arema FC)

Yusrinal juga mengatakan ada keputusan berat yang harus diambil Arema FC, yaitu pertandingan melawan PSS dan PSIS harus digelar tanpa penonton. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir anggaran penyelenggaraan laga kandang. Pasalnya menggelar laga dengan penonton membutuhkan dana tambahan hampir Rp100 juta rupiah yang harus dikeluarkan diantaranya untuk pengamanan, ground handling, dan tambahan personil kepanpelan. 

"Jujur ini keputusan yang terasa sangat berat. Namun, kami harus realistis. Karena ada skala prioritas yang kami gunakan terkait finansial klub. Harus ada objek dalam operasional yang diefisiensikan. Tujuannya agar manajemen tetap bisa memenuhi kewajiban gaji dan bonus untuk tim," ungkapnya.

3. Manajemen Arema FC akui selama ini lebih banyak rugi saat mengadakan pertandingan dengan penonton

Laga Arema FC melawan Dewa United di Stadion Soepriadi Blitar. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Yusrinal menjelaskan bahwa tiket pertandingan menjadi salah satu sumber pemasukan bagi Manajemen Arema FC. Namun, untuk saat ini jumlah pemasukan laga home dari tiket sangat kecil dan tidak cukup menutup biaya penyelenggaraan laga kandang. Padahal, upaya memindah homebase ke Blitar agar lebih dekat dengan Malang sudah dilakukan agar bisa dijangkau oleh Aremania.

"Harapannya, saat berpindah ke Stadion Soepriadi, Kota Blitar, animo Aremania jauh lebih tinggi. Tapi hal itu hanya terjadi ketika laga big match. Diharapkan, setelah bermain di Stadion Kanjuruhan nanti, Aremania bisa memberikan dukungan penuh. Karena itu jadi kontribusi nyata untuk menjaga eksistensi klub," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal Adhi Pratama
EditorRizal Adhi Pratama
Follow Us