TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan yang Tewaskan 127 Orang

Sepak bola Indonesia berduka

Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca laga Arema FC kontra Persebaya. IDN Times/Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan, Malang, pasca-Arema FC kalah 2-3 melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam. Dari rekap data sementara, ada sebanyak 127 orang meninggal dunia dalam tragedi ini. Rinciannya, 125 suporter dan dua polisi.

Berikut kronologi kejadiannya:

Baca Juga: Rusuh Arema Vs Persebaya, 127 Orang Meninggal Dunia 

1. Aremania lempari pemain Persebaya, disusul penyerangan ke Arema FC

Pemain Arema FC, Aji Saka mendapat perawatan usai cedera saat latihan perdana Arema FC. IDN Times/Alfi Ramadana

Tragedi Kanjuruhan bermula ketika pertandingan selesai sekitar pukul 21.58 WIB. Pemain dan official Persebaya Surabaya berlari dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain. Sebab, dilempari oleh Aremania--suporter Arema. dari atas tribun dengan botol air mineral, air mineral gelas dan lain sebagainya.

"Permasalahan terjadi pada saat pertandingan telah selesai, lantaran ada rasa kekecewaan dari penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah," ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, Minggu (2/10/2022).

Pada pukul 22.00 WIB, saat pemain dan official Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain, Aremania turun ke lapangan. Mereka mencoba menyerang pemain, official Arema FC. Mengetahui hal tersebut petugas keamanan berusaha melindungi pemain hingga masuk ke dalam ruang ganti pemain. 

"Petugas keamanan berusaha melakukan upaya pencegahan dan melakukan upaya pengalihan supaya merekan tidak bertambah masuk ke tengah lapangan," kata Nico.

2. Aparat keamanan meletuskan gas air mata ke lapangan, tribun timur dan selatan

Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca laga Arema FC kontra Persebaya. IDN Times/Alfi Ramadana

Selanjutnya Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan. Peringatan dari aparat pun dihiraukan. Kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah lapangan, tribun selatan ( sektor 11, 12, 13) dan tribun timur (sektor 6).

"Dalam prosesnya itu, untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan tembakan gas air mata," kata Nico.

Setelah penembakan gas air mata, suporter yang berada di tribun berusaha keluar tribun melalui pintu tribun secara bersamaan. Sehingga berdesakan - desakan, banyak yang tergencet dan terjatuh serta mengalami sesak napas.

"Karena adanya gas air mata, maka mereka pergi keluar ke suatu titik. Kemudian terjadi penumpukan dan terjadi sesak nafas atau kehabisan oksigen, dan sudah ada upaya pertolongan dari tim medis dan dievakuasi ke rumah sakit," kata Nico.

3. Rantis pengangkut pemain dan official Persebaya sempat diadang

Rantis Pindad Maung MV2 4x4 (pindad.com)

Sementara itu pemain Persebaya Surabaya memasuki Kendaraan baracuda atau rantis, kemudian bergerak meninggalkan stadion, dengan Pengawalan Satlantas, Brimob dan TNI. Namun diaadang oleh Aremania dengan melakukan pembakaran barier lalu lintas, pagar dan dua mobil pribadi milik polisi serta truk Dalmas Sat Brimob.

Selain melakukan pembakaran, Aremania juga melakukan penyerangan ke personel pengawalan dengan menggunakan batu, botol dan kayu. Kendaraan rombongan Persebaya tertahan di jalur jalan keluar. Untuk menghalau massa yang anarkhis, dilakukan upaya pembubaran dengan penembakan gas air mata, namun massa tidak bergeming

Akibat kerusuhan ini banyak korban yang mengalami sesak napas dan lemas di evakuasi ke Unit Kesehatan Stadion Kanjuruhan. Namun untuk mengevakuaai ke rumah sakit terhambat oleh aksi Aremania di pintu masuk stadion. Saat bersamaan dilakukan evakuasi dengan menggunakan mobil ambulans dan bisa dibukakan jalan oleh massa Aremania.

Karena banyaknya korban, tapi ambulans kurang, maka evakuasi korban dengan menggunakan kendaraan Dinas Kasat Lantas, Kendaraan Grand max Polsek Jajaran, Truck Dalmas Polres, Truck Dalmas Brimob dan TNI. Setelah Aremania mengetahui banyak korban yang dievakuasi tekanan massa berkurang.

"Terkait dengan hal tersebut, telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota polri dan 125 suporter. Yang meninggal di dalam stadion ada 34 orang, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit saat proses pertolongan," terang Nico.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Panpel Sampaikan Maaf 

Berita Terkini Lainnya