Malang, IDN Times - Penampilan antiklimaks ditunjukkan unggulan pertama ganda putra Indonesia, Fajar Alfian-Rian Ardianto. Bermain menghadapi ganda nonunggulan asal Jepang, Shohei Hoshino-Yujiro Nishikawa di GOR Ken Arok, Kamis (3/10).
Ganda yang kerap disapa Fajri tersebut harus tumbang dua game langsung dengan skor 21-23, 16-21. Kekalahan tersebut cukup menyakitkan bagi Fajri. Apalagi keduanya bermain di depan publik sendiri.
Sejak awal set pertama, Fajar-Alfian memang terlihat tak nyaman dalam bermain. Juara Korea Open tersebut justru banyak melalukan kesalahan sendiri yang membuat lawan unggul. Kondisi lapangan dan kecepatan bola juga membuat Fajar-Alfian kesulitan.
"Sebenarnya itu tidak bisa jadi alasan karena lawan merasakan hal yang sama. Tetapi, memang lapangan sedikit licin dan bola lebih susah di kendalikan," beber Fajar Alfian usai pertandingan.
Lebih jauh, Fajar menilai bahwa lawan lebih siap. Mereka sudah mempelajari pergerakan shuttlecock dan bahkan pola permainan yang biasa mereka peragakan. Sehingga saat pertandingan, ganda Jepang tersebut lebih mampu menguasai permainan dan bermain lebih lepas.
"Mereka memaksa kami berada di bawah tekanan. Kami juga kesulitan keluar dari tekanan mereka," imbuhnya.
Selain itu, faktor fisik juga cukup mempengaruhi permainan mereka. Usai berlaga di Korea Open, Fajar-Alfian memang langsung bermain di Yuzu Indonesia Masters. Hal itu agaknya membuat peraih medali perak Asian Games 2018 tersebut gagal menunjukkan permainan maksimal.
"Memang kondisi fisik juga tidak maksimal. Memang waktu persiapannya mepet," sambungnya.
Setelah tersingkir, Fajar-Rian langsung fokus untuk berlaga di Denmark Open. Namun sebelum itu, mereka ingin fokus mengembalikan kondisi fisik. Setidaknya masih ada waktu sepekan untuk bisa mengembalikan kondisi fisik. Sehingga, saat kembali turun gelanggang nantinya sudah dalam kondisi fit.
"Masih ada sekitar sepekan sampai sepuluh hari untuk mengembalikan kondisi. Kami ingin fokus agar fisik bisa kembali fit," imbuh Fajar.
Sementara itu, hasil lebih baik diraih oleh ganda putri, Della Destiara-Rizki Amelia Pradipta. Mereka mampu menembus babak delapan besar. Kemenangan tersebut cukup membuat Amelia Pradipta antusias. Bahkan, dirinya mematok untuk meraih gelar pada turnamen ini.
"Pengenya juara di sini. Tetapi kami fokus setiap pertandingan dulu. Baru setelah itu bicara target," tandasnya.