Heroik! Warga Ngawi Selamatkan Perempuan Lompat ke Bengawan

- Kronologi kejadian: Warga curiga melihat sepeda terparkir sendiri di jembatan, kemudian mendengar teriakan minta tolong dari sungai. Mereka langsung menyisir aliran sungai dan berhasil menemukan korban.
- Korban selamat meski alami patah tulang: Korban dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan dalam kondisi hidup meski mengalami patah tulang. Hasil penyelidikan menunjukkan tekanan psikologis berat sebagai penyebabnya.
- Butuh pendampingan psikologis: Polisi koordinasi dengan keluarga dan lembaga terkait untuk memastikan korban mendapatkan pendampingan fisik dan psikologis guna pemulihan mental yang sama pentingnya dengan fis
Ngawi, IDN Times – Aksi heroik terjadi di Sungai Bengawan Madiun, tepatnya di Desa Kendung, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Selasa pagi (22/7/2025). Seorang perempuan berusia 54 tahun nekat menceburkan diri ke sungai, namun berhasil diselamatkan berkat kepekaan dan keberanian warga sekitar.
1. Kronologi kejadian

Peristiwa bermula ketika Hartoyo (32), warga setempat, merasa curiga melihat sebuah sepeda angin terparkir sendirian di atas jembatan yang membentang di atas Bengawan Madiun. Kecurigaan itu berubah jadi kepanikan saat ia mendengar suara teriakan minta tolong dari arah sungai.
"Awalnya saya curiga lihat sepeda terparkir sendiri di jembatan. Begitu dengar ada yang teriak minta tolong, saya langsung sadar ini darurat. Tapi saya takut turun sendiri, jadi saya ajak warga lain dan langsung hubungi polisi," ungkap Hartoyo kepada wartawan.
Tindakan sigap itu membuahkan hasil. Bersama warga dan aparat kepolisian, Hartoyo menyisir aliran sungai yang sedang surut. Sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian, korban berinisial S, warga Kecamatan Ngawi, berhasil ditemukan dalam kondisi hidup meski mengalami luka serius.
2. Korban selamat meski alami patah tulang

Kapolsek Ngawi Kota, AKP Jais Bintoro, menyatakan bahwa korban segera dilarikan ke IGD RSUD dr. Soeroto Ngawi untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Korban mengalami patah tulang di bagian pinggul, kemungkinan akibat benturan dengan batu di dasar sungai. Tapi yang terpenting, nyawanya bisa diselamatkan," ujar AKP Jais.
Hasil penyelidikan sementara mengungkap bahwa korban mengalami tekanan psikologis berat. Ia memiliki dua anak dan suami yang tengah dirawat karena penyakit kronis. Dugaan kuat, beban ekonomi dan tekanan mental mendorong korban nekat mengakhiri hidupnya.
3. Butuh pendampingan psikologis

Saat ini, polisi tengah berkoordinasi dengan keluarga serta lembaga terkait untuk memastikan korban mendapatkan pendampingan secara fisik dan psikologis.
"Pemulihan mental korban sama pentingnya dengan fisik. Kita ingin pastikan ia tidak hanya selamat, tapi juga punya semangat hidup kembali," tegas AKP Jais.
Aksi heroik Hartoyo dan warga sekitar menjadi contoh kepedulian sosial dan keberanian menyelamatkan nyawa orang lain. Di tengah derasnya arus sungai dan beratnya beban hidup korban, harapan baru justru datang dari tangan-tangan warga yang tak berpaling.