Remaja di Malang Nekat Gantung Diri Gara-gara Putus Cinta

Malang, IDN Times - Seorang remaja berinisial R (19) warga Kabupaten Malang ditemukan tewas dalam kondisi gantung diri di rumahnya sendiri. Korban pertama kali ditemukan tewas oleh ibunya pada Sabtu (30/12/2023) pagi.Kejadian ini langsung menggegerkan warga sekitar. Pria lulusan ini diduga bunuh diri gara-gara putus cinta.
1. Polisi ceritakan kronologi penemuan korban yang tewas tergantung
Kapolsek Wonosari, AKP Anwari Sidiq menceritakan jika korban ditemukan dalam kondisi tergantung pada Rabu pukul 03.00 WIB. Saat kejadian, ibu korban mencoba mengecek kamar korban. Alangkah kagetnya saat ia melihat putranya sudah tidak bernafas dalam kondisi mengenaskan.
Ibu korban langsung histeris melihat pemandangan yang mengerikan tersebut. Teriakannya membuat suaminya datang, ia juga terkejut melihat korban yang lehernya terjerat tali tambang berwarna biru.
"Ayah korban kemudian memotong tapi yang menjerat leher anaknya. Sayangnya saat dicek di atas kasur, korban sudah meninggal dunia," terangnya saat dikonfirmasi pada pada Sabtu siang.
Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Wonosari oleh keluarga korban. Polisi yang mendapatkan laporan, langsung datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan Olah TKP. Mereka mengamankan tali yang digunakan untuk bunuh diri.
2. Dilihat dari bukti chatting dengan kekasihnya, korban diduga bunuh diri karena putus cinta
Berdasarkan hasil olah TKP, polisi menduga jika motif korban mengakhiri hidup karena putus cinta. Ini terbukti dari chatting WhatsApp korban dengan kekasihnya. Dari chatting korban, terlihat jika ia tidak ingin berpisah dari kekasihnya, bahkan ia sudah mengancam untuk bunuh diri. Ia juga beberapa kali mengajak kekasihnya video call, tapi tidak ditanggapi. Kekasihnya tetap mengatakan jika hubungan mereka tidak bisa dilanjutkan.
Anwari menjelaskan jika keduanya melakukan kontak melalui WhatsApp sejak Jumat (29/12/2023) malam hingga Sabtu dini hari. Hingga kemudian korban ditemukan sudah tewas gantung diri di dalam kamarnya.
"Intinya korban pada (Jumat) malam chattingan sama pacarnya via telepon dan WA (WhatsApp). Intinya sudah mau putus, terus terjadilah korban mengakhiri hidup dengan gantung diri," jelasnya.
3. Polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban
Berdasarkan identifikasi dari jajaran Polsek Wonosari, mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Sehingga dipastikan jika kematian korban akibat bunuh diri.
Pihak keluarga korban juga tidak melanjutkan kejadian ini ke jalur hukum. Mereka ikhlas denga kematian korban dan menganggap ini merupakan musibah.
"Orangtua korban sudah membuat surat pernyataan tidak menuntut kematian anaknya. Sehingga jenazah korban langsung diserahkan kepada keluarganya dengan disaksikan kepala desa dan perangkat," pungkasnya.
Kesehatan mental bukan perihal sepele. Jika kamu mengalami atau mengetahui seseorang mengalami gejala depresi, menyakiti diri atau pemikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan profesional. Hubungi psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan mental terdekat.
Layanan darurat Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN RSJMM) D’Patens24: 081197910000 (telepon hotline 24 Jam) dan 081380073120 (WhatsApp, Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB).
Layanan konseling telepon juga tersedia di RS Jiwa rujukan:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang: - UGD 24 Jam 024-6731543,
- Konsul jiwa gratis 24 jam : 0821 3000 3400 (call)
- Konsul jiwa gratis 5 hari kerja jam 09.00–15.00 WIB : 0821-3758-0805 (chat)
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor: (0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta: (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang: (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang: (0341) 426015, 429067
Temukan bantuan kesehatan jiwa di rumah sakit umum, Puskesmas, biro psikologi, atau online. Komunitas swadaya di Indonesia juga menyediakan layanan konseling dan support group online sebagai alternatif untuk pencegahan bunuh diri dan dukungan dalam mengatasi gangguan kejiwaan.