Meski Makin Marak, Penyelesaian Kasus Jambret di Surabaya Minim

Surabaya, IDN Times - Tren keberhasilan Polrestabes Surabaya dalam menyelesaikan kasus kriminal selama tahun 2018 turun sebesar 19 persen. Masih banyak kendala yang ditemui oleh kepolisian hingga akhirnya tak tuntas menengkap para pelaku tindak kejahatan.
1. Kasus jambret masih banyak belum terselesaikan

Salah satu jenis kasus yang persentase penyelesaiannya turun drastis adalah pencurian dengan kekerasan alias curas. Dibanding tahun 2017, jumlah kasus yang telah terselesaikan di tahun 2018 turun sebesar 53 persen.
"Curas atau jambret ini dalam penyelesaiannya kita memang masih menemukan kendala dalam mengenali identitas pelaku. Korban atau saksi sekitar jarang yang memperhatikan nomor polisi dari kendaraan pelaku, hanya kendaraannya saja yang tergambar," jelas Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan di Mapolrestabes Surabaya, Senin (31/12).
2. CCTV kurang mendukung

Adanya CCTV sebagai alat bukti yang diharapkan oleh kepolisian untuk membantu penyelesaian kasus curas ini pun tak dapat berfungsi maksimal. Kepolisian sulit mengidentifikasi nomor polisi atau pun ciri pelaku dari CCTV yang ada.
"Andalan kita selain saksi adalah CCTV. Tapi CCTV juga kadang tidak bisa memperlihatkan nomor polisi dari kendaraan yang digunakan oleh pelaku curas," imbuh Rudi.
3. Pelaku perseorangan membuat pengungkapan tidak efisien

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran juga menambahkan, pelaku curas yang cenderung individual atau berada di kelompok kecil juga membuat proses pengungkapan kasus menjadi tidak efisien.
"Kalau curanmor itu kan berkelompok, ada jaringannya. Jadi terungkap satu terungkap semua. Sementara kalau jambret itu gak, pelakunya perorangan dan tidak ada sasaran khusus," ujar Sudamiran.
4. Banyak tersangka anirat lari ke luar kota

Jenis kasus lain dengan tingkat penyelesaiannya turun drastis adalah penganiayaan berat (anirat) yang mengalami penurunan sebesar 88 persen. Kaburnya pelaku menjadi faktor sulitnya kepolisian menuntaskan kasus-kasus anirat.
"Saya ingat ada beberapa kasus anirat ini pelaku larinya ke Madura. Kita pernah punya cerita ketika pengungkapan di madura upaya paksa di sana akhirnya makan korban. Ini yang kita perhitungkan terus," terang Rudi.
5. Faktor dekatnya hubungan kekeluargaan juga mempersulit

Selain itu kedekatan faktor kekeluargaan yang ada di Madura membuat kepolisian sulit untuk mendapatkan tersangka. Namun Rudi terus bekerja sama dengan tokoh adat setempat untuk memberikan pengertian kepada warga agar kooperatif dengan aparat kepolisian.
"Kita sudah bisa identifikasikan 3 tersangka di Madura. Sampai saat ini petugas masih melakukan proses upaya penangkapan," imbuhnya.